Kamis 24 Aug 2023 23:38 WIB

Delegasi 57 Negara OKI akan Hadiri Jakarta Plurilateral Dialogue

Para delegasi akan turut memperkuat toleransi global.

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Kerukunan Beragama (Ilustrasi). Para delegasi akan turut memperkuat toleransi global
Foto: Republika/Mardiah
Kerukunan Beragama (Ilustrasi). Para delegasi akan turut memperkuat toleransi global

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak 67 perwakilan dari negara-negara sahabat akan mengikuti forum internasional Jakarta Plurilateral Dialogue (JPD) yang akan digelar di Hotel Borobudur Jakarta pada 29-31 Agustus 2023 mendatang. Dari jumlah perwakilan itu, 57 negara berasal dari negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

“Ini akan menghadirikan sekitar 64 negara sahabat dan 57 negara itu adalah negara-negara, dan tujuh negara itu adalah hasil proses dan ini juga meliabtkan sekitar 300-400 peserta,” ujar Deputi V Kepala Staf Kepresidenan, Jaleswari Pramodhawardani saat konferensi pers di daerah Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (24/8/2023).

Baca Juga

Menurut dia, ratusan peserta yang hadir nantinya akan berdialog untuk memperkuat toleransi secara global. Tidak saling belajar, menurut dia, forum ini juga akan melibatkan kalangan masyarakat sipil.  

“Jadi ini adalah sebuah keriaan, kegimbaraan tentang bagiamana keberagaman itu kita rayakan bersama. Saya rasa pesan-pesan ini lah yang perlu kita glorifikasi bahwa Indonesia dengan segala keberagamannya yang luar biasa, ribuan etnis suku, bahasa, agama, itu mampu berdampingan secara damai,” kata Jaleswari.

Jakarta Plurilateral Dialogue ini digelar atas kerjasama Kementerian Agama (Kemenag), Kantor Staf Presiden (KSP), dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Forum internasional ini mengangkat tema  “Strengthening the Culture of Tolerance by Mainstreaming UN Human Rights Council Resolution 16/18”.

Forum dialog ini digelar dalam momentum tahun politik. Dirjen Bimas Islam Kemenag, Prof Kamaruddin Amin, di momentum ini justru menjadi momentum bagi Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia bahwa masyarakat Indonesia tetap konsisten menjaga toleransi dan memerangi intoleransi.

“Justru ini adalah momentum yang sangat bagus untuk menunjukkan bahwa Indonesia dari sekian negara yang secara konsisten mengimplementasikan resolusi PBB tentang hak asasi manusia,” ujar Kamaruddin.

Resolusi Dewan HAM PBB 16/18 sendiri merupakan resolusi untuk memerangi intoleransi, stereotip negatif dan stigmatisasi, serta diskriminasi, hasutan terhadap kekerasan, dan kekerasan terhadap orang berdasarkan agama atau kepercayaan.

Baca juga: Jangan Lelah Bertobat kepada Allah SWT, Begini Pesan Rasulullah SAW

“Saya kira konferensi ini mungkin langkah awal dari sekian langkah yang kita buktikan. Tentu tidak cukup dengan sekali konferensi kemudian terus kita berharap ada dampak ayng sangat besar,” ujar Kamaruddin.

Sebagai informasi, Jakarta Plurilateral Dialogue 2023 nantinya akan terdiri dari lima sesi dialog yang mengeksplorasi praktik terbaik dan pembelajaran dari berbagai pemangku kepentingan di seluruh dunia dalam memperkuat implementasi Resolusi 16/18 UNHCR.

Wakil Presiden Dewan HAM PBB Muhammadou MO Kah serta para duta besar negara anggota dijadwalkan akan hadir dalam perhelatan ini untuk menemukan kemungkinan kolaborasi dan rekomendasi dalam memerangi intoleransi di masa mendatang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement