Kamis 24 Aug 2023 19:36 WIB

Alquran Ratusan Tahun Bukti Penyebaran Islam Ulama Tidore di Afsel dan Kegagalan Belanda

Ulama asal Tidore diasingkan Belanda ke Afrika Selatan

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Alquran. Ulama asal Tidore diasingkan Belanda ke Afrika Selatan
Foto:

Alquran yang tidak berjilid itu terdiri dari halaman-halaman lepas yang tidak diberi nomor. Kendati demikian Alquran itu dalam kondisi sangat baik, kecuali beberapa halaman pertama yang robek di tepinya. Tinta hitam dan merah yang digunakan untuk tulisan kaligrafi Arab yang terbaca jelas, dan kondisinya masih sangat baik.

Tantangan besar bagi komunitas Muslim setempat dalam upaya mereka untuk melestarikan salah satu artefak paling berharga dalam warisan mereka yang kaya, yang berasal dari tahun 1694, adalah untuk memastikan bahwa semua halaman yang berisi lebih dari 6.000 ayat Alquran itu ditempatkan dalam urutan yang benar. 

Tugas ini dilakukan oleh mendiang Maulana Taha Karaan, yang merupakan ketua ahli hukum Dewan Peradilan Muslim yang berbasis di Cape Town, bersama dengan beberapa ulama Alqurran setempat. Keseluruhan proses, yang diakhiri dengan penjilidan halaman-halaman tersebut, membutuhkan waktu tiga tahun untuk diselesaikan.

Sejak itu, Alquran tulisan ulama Indonesia itu telah ditampilkan di Masjid Auwal, yang didirikan Tuan Guru pada 1794 sebagai masjid pertama di Afrika Selatan sekarang.

Tiga upaya pencurian yang gagal mendorong petugas untuk mengamankannya dalam kotak anti api dan peluru di depan masjid 10 tahun yang lalu.

Morton menjelaskan Imam Abdullah ibn Qadi Abdus Salaam kemungkinan besar mulai menulis salinan pertama dari lima salinannya saat ditahan di Pulau Robben tempat ikon anti-apartheid Nelson Mandela juga dipenjarakan dari 1960-an hingga 1980an dan terus melakukannya setelah pembebasannya.

Sebagian besar salinan ini diyakini ditulis ketika dia berusia antara 80 dan 90 tahun, dan pencapaiannya dipandang lebih luar biasa karena bahasa Arab bukanlah bahasa pertamanya.

Baca juga: 10 Makanan yang Diharamkan dalam Islam dan Dalil Larangannya

Menurut Morton, Tuan Guru dipenjarakan di Pulau Robben dua kali, pertama dari tahun 1780 hingga 1781 ketika dia berusia 69 tahun, dan lagi antara tahun 1786 dan 1791.

“Saya percaya salah satu alasan dia menulis Alquran adalah untuk membangkitkan semangat para budak di sekitarnya. Dia menyadari bahwa jika dia menulis salinan Alquran, dia bisa mendidik umatnya dari Alquran dan sekaligus mengajari mereka martabat," kata Tuan Morton.

“Kalau ke arsip dan lihat kertas yang dipakai orang Belanda mirip sekali dengan yang dipakai Tuan Guru. Mungkin kertasnya sama. Penanya dibuatnya sendiri dari bambu dan tinta hitam dan merahnya mudah diperoleh dari pemerintah kolonial," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement