Senin 31 Jul 2023 23:13 WIB

Suhu di Arab Saudi Melonjak Hingga 50 Celcius, Hindari di Luar Ruangan pada Jam Ini

Suhu di Arab Saudi mencapai puncak tertinggi pada siang hari

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Suhu di Arab Saudi mencapai puncak tertinggi pada siang hari
Foto: EPA-EFE/ASHRAF AMRA
Suhu di Arab Saudi mencapai puncak tertinggi pada siang hari

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Suhu di seluruh Arab Saudi diperkirakan akan melonjak hingga 50 derajat Celcius, mulai dari Ahad (30/7/2023) hingga akhir pekan nanti, menurut Pusat Meteorologi Nasional (NCM).

NCM mencatat, Provinsi Timur akan menyaksikan suhu tertinggi antara 48 hingga 50 derajat, sedangkan bagian timur dan selatan Riyadh akan mengalami suhu antara 46 hingga 48 derajat Celcius.

Baca Juga

Baca juga: Jalan Hidayah Mualaf Yusuf tak Terduga, Menjatuhkan Buku Biografi Rasulullah SAW di Toko

Kementerian Kesehatan Kerajaan telah mengeluarkan peringatan pada Ahad lalu yang mendesak orang untuk berhati-hati saat berada di luar ruangan karena gelombang panas yang akan datang.

“Kementerian memperingatkan risiko gelombang panas, mengimbau masyarakat untuk tidak berada di luar ruangan antara jam 11 siang hingga 3 sore,” kata Kementerian dilansir dari Alarabiya, Senin (31/7/2023).

Selama akhir pekan, suhu di seluruh negeri mencapai titik tertinggi sepanjang masa, antara 45 hingga 49 derajat Celcius. Suhu di al-Ahsa mencapai 49 derajat Celcius, sementara Dammam mengalami kenaikan suhu hingga 48 derajat Celcius.

Menurut NCM, suhu di Wadi al-Dawasir dan Sharoorah mencapai 46 derajat Celcius, sedangkan Jeddah dan Qaisumah mencatat suhu 45 derajat Celcius.

Ketika para ilmuwan mengkonfirmasi bahwa Juli menjadi bulan terpanas di dunia yang pernah tercatat di Bumi. Ketua PBB Antonio Guterres mengeluarkan peringatan tentang perubahan iklim, dengan mengatakan: “Era pemanasan global telah berakhir; era pendidihan global telah tiba.”

“Juli telah mencatat periode tiga pekan terpanas yang pernah tercatat, rekor tiga hari terpanas, dan suhu lautan tertinggi sepanjang tahun ini,” katanya pada konferensi pers di markas besar PBB di New York, Kamis. “Perubahan iklim ada di sini. Itu menakutkan. Dan itu baru permulaan,” ungkapnya.

 

Sumber: Alarabiya  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement