REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Masjid Agung Hagia Sophia yang bersejarah merayakan hari jadinya, Senin (24/7/2023) kemarin. Keputusan penting untuk mengembalikan Hagia Sophia, dari museum menjadi masjid, resmi dilakukan pada 24 Juli 2020.
Kepala Kepresidenan Urusan Agama (Diyanet) Turkiye, Ali Erbaş, memimpin shalat subuh di Masjid Agung Hagia Sophia. Dia menyebut pembukaan kembali Hagia Sophia sebagai masjid sebagai salah satu hari terindah dalam hidupnya.
“Tiga tahun lalu, pada 24 Juli 2020, 86 tahun kerinduan berakhir. Dengan keputusan presiden kita, Hagia Sophia dibuka kembali untuk ibadah,” ucap dia dikutip di Daily Sabah, Selasa (25/7/2023).
Erbaş lantas mengingat gugatan yang diajukan oleh Permanent Foundations Service to Historical Artifacts and Environment Association. Ketika itu Dewan Menteri memutuskan untuk mengembalikan statusnya sebagai masjid.
Keputusan itu lantas ditegakkan dengan upacara akbar, yang dihadiri oleh Presiden Recep Tayyip Erdoğan. Kegiatan ini sekaligus menandai kembalinya shalat Jumat pertama yang bersejarah setelah 86 tahun.
Dia juga ingat, hampir 21 juta pengunjung telah mengunjungi tengara ikonik ini, sejak dibuka kembali. Bangunan tersebut sempat berfungsi sebagai gereja selama 916 tahun, sebelum menjadi masjid pada 1453.
Selama 86 tahun kemudian bangunan ini kembali difungsikan sebagai sebuah museum. Erbaş mencatat bahwa situs epik itu sekali lagi berubah menjadi tempat ibadah yang disayangi dan simbol signifikansi sejarah.
Tidak hanya itu, ia juga menyebut lokasi bersejarah tersebut diwarisi dari Mehmed sang Penakluk dan merupakan simbol terpenting penaklukan Istanbul. Erbaş lantas berharap jutaan Muslim dapat merasakan beribadah di Hagia Sophia.
Untuk diketahui, Fatih Sultan Mehmed yang merupakan seorang sultan Utsmaniyah, pernah melaksanakan shalat Jumat pertamanya setelah menaklukkan Istanbul pada 1453.