Ahad 23 Jul 2023 14:16 WIB

Ayat Berbagi Tempat dan Pemahaman Nyeleneh Shaf Sholat Renggang Panji Gumilang  

Surat al-Mujadilah ayat 11 bukan dalil pelaksanaan sholat shaf renggang

Rep: Mabruroh, Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Sholat Idul Fitri di Pondok Pesantren Al Zaytun. Surat al-Mujadilah ayat 11 bukan dalil pelaksanaan sholat shaf renggang
Foto:

Jika dipelajari maksud ayat di atas, ada suatu ketetapan yang ditentukan ayat ini, yaitu agar orang-orang menghadiri suatu majelis baik yang datang pada waktunya atau yang terlambat, selalu menjaga suasana yang baik, penuh persaudaraan dan saling bertenggang rasa.

Bagi yang lebih dahulu datang, hendaklah memenuhi tempat di muka, sehingga orang yang datang kemudian tidak perlu melangkahi atau mengganggu orang yang telah lebih dahulu hadir. 

Bagi orang yang terlambat datang, hendaklah rela dengan keadaan yang ditemuinya, seperti tidak mendapat tempat duduk. Inilah yang dimaksud dengan sabda Nabi SAW:

لا يُقِيمُ الرجلُ الرجلَ من مَجْلِسِهِ، ثم يجلس فيه، ولكن تَفَسَّحُوا، وتَوَسَّعُوا

“Janganlah seseorang menyuruh temannya berdiri dari tempat duduknya, lalu ia duduk di tempat tersebut, tetapi hendaklah mereka bergeser dan berlapanglapang." (Riwayat Muslim dari Ibnu 'Umar)

Akhir ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang beriman, taat dan patuh kepada-Nya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, berusaha menciptakan suasana damai, aman, dan tenteram dalam masyarakat, demikian pula orang-orang berilmu yang menggunakan ilmunya untuk menegakkan kalimat Allah SWT. Dari ayat ini dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai derajat yang paling tinggi di sisi Allah ialah orang yang beriman dan berilmu. Ilmunya itu diamalkan sesuai dengan yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.

Kemudian Allah menegaskan bahwa Dia Mahamengetahui semua yang dilakukan manusia, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Dia akan memberi balasan yang adil sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya. Perbuatan baik akan dibalas dengan surga dan perbuatan jahat dan terlarang akan dibalas dengan azab neraka.

Sebelumnya,  Pesantren Al Zaytun menggunakan dalil Surah al Mujadalah ayat 11 untuk membenarkan keanehannya sholat idul fitri 1444 H lalu dengan shaf yang renggang.   

Ahli ulumul quran Dr KH Ahsin Sakho Muhammad mengatakan seharusnya yang menjadi dasar dari pelaksanaan sholat berjamaah adalah surat as-Shaf ayat 4. 

Baca juga: Panji Gumilang Sebut Masjid Tempatnya Orang Putus Asa, Ini Respons Wasekjen DMI

"Saya kira itu surat as-Shaff ya. Sedangkan kalau surat Al Mujadalah itu fil majalis itu maksudnya seperti orang dalam pengajian di suatu masjid, di suatu tempat, hendaklah saling memberikan tempat bagi yang ingin ikut mendengarkan suatu majelis," jelas Kiai Sakho saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (28/4/2023). Dalam ayat as-Saff ayat 4, Allah SWT berfirman: 

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh." 

 

Melalui ayat tersebut, Allah memperingatkan dan memerintahkan kaum Muslimin menjaga dan mengatur saf (barisan) dalam sholat dengan rapi, bahu-membahu, tidak ada satu pun tempat yang kosong. Tempat yang kosong akan diisi oleh setan, sedangkan setan adalah musuh manusia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement