Kamis 20 Jul 2023 22:10 WIB

Insiden Kebencian Anti-Muslim di Inggris Melonjak 100 Persen dalam Satu Dekade

Pelecehan daring terhadap Muslim mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada 2020.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Lebih dari 500 Muslim Inggris dan teman-teman non-Muslim berkumpul untuk merayakan kegiatan berbuka #OpenIftar selama bulan Ramadhan di pelataran Royal Albert Hall, Ahad (9/4/2023).
Foto:

Secara total, tahun 2020 terdapat 1.318 gabungan kasus terverifikasi daring dan luring. Adapun frekuensi tertinggi kasus luring terverifikasi terjadi antara 2016, 2017, dan 2019.

Kelompok tersebut juga mengidentifikasi tahun-tahun ini sebagai periode yang terkait dengan berbagai peristiwa global dan domestik, seperti serangan teroris Inggris Raya, penembakan Christchurch di Selandia Baru, serta hasil referendum Brexit.

Tell Mama menunjukkan dengan tepat bahwa faktor-faktor yang berkontribusi pada puncak kebencian anti-Muslim ini termasuk aktivitas sayap kanan, serangan anti-Muslim global, wacana politik, aktivitas teroris, skandal dandanan dan kampanye anti-Muslim yang ditargetkan.

Mereka juga menyoroti kampanye “Hukum Seorang Muslim” tahun 2018 sebagai perhatian utama. Kampanye tersebut menimbulkan kekhawatiran yang signifikan di dalam komunitas Muslim Inggris. Konflik Israel-Palestina yang berkelanjutan dilaporkan mengakibatkan peningkatan tajam kasus anti-Muslim pada 2021.

Pemicu lain lonjakan insiden terkait dengan serangan terhadap pencari suaka dan pusat pendukung mereka, serta tokoh masyarakat seperti pemain kriket Azeem Rafiq yang berbicara tentang pelecehan rasis yang mereka alami.

Direktur Tell Mama Iman Atta menegaskan tujuan dari penelitian selama satu dekade ini adalah untuk menyadarkan masyarakat akan isu kebencian anti-Muslim dan menginspirasi mereka untuk mengambil tindakan.

“Ini adalah data selama satu dekade untuk membantu, mendukung dan memastikan bahwa Muslim Inggris mendapatkan akses ke keadilan,” ucap dia. Ia juga berharap data tersebut dapat memotivasi untuk lebih fokus pada bidang pekerjaan ini. Dia menambahkan, jika kohesi sosial ingin diperkuat maka kebencian anti-Muslim harus dilawan, dipantau dan dilawan secara damai. Hal ini juga membutuhkan upaya kolektif bersama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement