Sabtu 08 Jul 2023 15:44 WIB

Selebgram Bangga Hamil di Luar, Ketum ‘Aisyiyah Ingatkan Seks Bebas yang Memprihatinkan

Ketum 'Aisyiyah mengajak keluarga bentengi diri dari seks bebas

Rep: Zahrotul Oktavianni, Rahma Sulistya/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Salmah Orbayinah, mengajak keluarga bentengi diri dari seks bebas
Foto:

Sementara itu, guru besar Sosiologi Agama Universitas Ibrahimy, Jawa Timur, Prof HM Baharun, saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (7/7/2023), mengatakan Indonesia dengan masyarakatnya yang memiliki agama, sesuai penerapan sila pertama Pancasila, kemudian dengan budaya dan moralnya, sepertinya sudah mulai ditumpahi limbah budaya barat. Limbah ini terang-terangan malah diaplikasikan oleh Gen Y dan Z.

“Saya kira, ini merupakan limbah dari budaya Barat yang permisif alias serba boleh, ekses kapitalis liberal,” ungkap dia.  

Akibatnya, banyak Gen Y yang kini telah menjadi orang tua, justru membebaskan anaknya melakukan apa pun yang mereka kehendaki. Alhasil, karakter Gen Z yang menyukai hal serba instan, jadi mengabaikan nilai-nilai agama dan budaya, terutama adat ketimuran yang adiluhung.

“Akar masalahnya ada pada orang tua yang mengabaikan pendidikan agama anak-anaknya. Sehingga mereka tak paham mana yang halal dan haram, yang legal dan ilegal, yang boleh dan terlarang,” ungkap Prof Baharun.

Belum lagi ilmu-ilmu parenting yang kerap memberi saran untuk jangan pernah melarang anak, harus memikirkan kalimat lain yang lebih halus. Padahal ajaran Islam banyak sekali larangan yang dilafadzkan, dan itu harus dipatuhi, bukan hanya untuk mengejar pahala akhirat tetapi juga mendapat kebaikan bagi diri sendiri di dunia.

Baca juga: Ada 100 Juta Kerikil untuk Lempar Jumrah Jamaah Haji,  Kemana Perginya Seusai Dipakai?

Seperti halnya seks bebas, Islam menolak keras perilaku ini karena dapat merusak keturunan, dan umat Islam wajib menjaga keturunan (hifz nasl). Oleh karena itu, Nabi Muhammas SAW menganjurkan untuk menikah sesuai sunnah-nya.

“Barangsiapa yang berpaling dari sunnah Nabi, maka bukan termasuk golongannya. Agama dan budaya hanya mengizinkan orang melangsungkan pernikahan yang merupakan kesepakatan berbobot itu secara sah dan legal. Sah menurut agama dan legal sesuai undang-undang negara. Di luar itu adalah pelanggaran,” ucap Prof Baharun lagi.

Bagi dia, pengaruh liberalisme rupanya masuk ke Indonesia untuk merusak nilai-nilai agama, sementara di negeri asalnya mereka telah berhasil mendistorsi agama dan budaya. Kalau sudah tidak punya pegangan moralitas agama, orang-orang akan merasa biasa saja melakukan hal terlarang.

 

“Mereka tak punya rasa malu. Kata Nabi Muhammad SAW, ‘Jika kamu tak punya rasa malu maka berbuatlah sesuka hatimu!’,” kata dia lagi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement