Rabu 28 Jun 2023 04:15 WIB

Naskah Khutbah Idul Adha 2023: Beragama yang Mencerahkan

Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat baik dalam menjalani hidup keseharian.

Jamaah mendengarkan khutbah usai mengikuti sholat Idul Adha. Naskah Khutbah Idul Adha 2023: Beragama yang Mencerahkan
Foto:

Pada zaman para sahabat Nabi di Madinah, mereka memberi pertolongan kepada orang lain yang kesusahan sangat luar biasa, kadang bantuan yang diberikan melebihi keperluan untuk dirinya sendiri bahkan mereka rela tidak makan demi untuk memberi makan sahabatnya yang kelaparan.

Seperti yang digambarkan Al-Qur’an dalam surat al-Hasyr ayat 9:

وَالَّذِيْنَ تَبَوَّءُو الدَّارَ وَالْاِيْمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّوْنَ مَنْ هَاجَرَ اِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُوْنَ فِيْ صُدُوْرِهِمْ حَاجَةً مِّمَّآ اُوْتُوْا وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗوَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ

“Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka (kaum Anshor) mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung”.

BACA JUGA: Terungkap Modus Baru Perdagangan Orang, Kirim Mahasiswa Magang ke Jepang

Potongan surat Al-Hasyr ayat 9 tersebut menggambarkan betapa para sahabat saling mengasihi dan saling menolong di antara mereka bagaikan bangunan yang sangat kokoh.

Memberi tumpangan rumah bagi yang tidak punya rumah dan berbagi makan dengan mereka yang tidak punya penghasilan walaupun dalam keadaan dirinya pun kesusahan.

Mereka itulah para dermawan yang selalu dipuji Allah dan akan diberi keberuntungan serta kebahagiaan oleh Allah SwT sepanjang masa. Pemurah itu karakter orang shalih dan para nabi, dirahmati hidupnya dan diberkahi hartanya.

 اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَر

Sekadar merenungi kembali momentum Idul Adha, kesanggupan Nabi Ibrahim mengorbankan anak kandungnya sendiri Nabi Ismail, di samping menguji ketaatan beliau bahwa perintah Allah SwT yang harus dipatuhi. Juga Allah Ta’ala memberi peringatan kepada umat yang akan datang termasuk kita bahwa setiap orang harus sanggup mengorbankan diri, keluarga dan harta benda yang disayangi demi menegakkan perintah Allah.

Hidup adalah satu perjuangan dan setiap perjuangan memerlukan pengorbanan. Tidak akan ada pengorbanan tanpa kesusahan. Justru kesediaan seseorang untuk melakukan pengorbanan termasuk uang dan harta benda, tenaga dan waktu, akan benar-benar menguji keimanan seseorang.

Hadirin yang berbahagia di akhir khutbah ini saya meng­ingatkan kepada kita semua ayat 11 surat Ar-Ra’d:

ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Qs Ar-Ra’d :11).

Makna ayat tersebut adalah bahwa yang dimaksud dengan perubahan adalah perubahan kolektif (Al-Qaum) atau komunitas bukan perubahan individu. Yaitu perubahan kondisi sosial dari suatu keadaan tertentu kepada keadaan tertentu yang lebih baik.

Perubahan kolektif atau perubahan sosial akan terjadi jika anggota suatu masyarakat melakukan aktivitas untuk menjadikan kehidupannya lebih baik atau lebih dinamis.

sumber : https://suaramuhammadiyah.id/2023/06/27/khutbah-idul-adha-1444-h/
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement