Senin 26 Jun 2023 09:09 WIB

Serang MUI, Syekh Al Zaytun: Majelis Ulama Tanamkan Kebencian Terhadap Panji Gumilang

Pemerintah dorong penegakan hukum terhadap Syekh Al Zaytun Panji Gumilang.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang menyapa jurnalis saat tiba di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/6/2023). Panji Gumilang memenuhi panggilan tim investigasi bentukan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Hal tersebut guna mengklarifikasi sejumlah isu kontroversial yang kini tengah viral terkait pondok pesantren di Indramayu tersebut.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang menyapa jurnalis saat tiba di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/6/2023). Panji Gumilang memenuhi panggilan tim investigasi bentukan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Hal tersebut guna mengklarifikasi sejumlah isu kontroversial yang kini tengah viral terkait pondok pesantren di Indramayu tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pimpinan Pesantren Al Zaytun Indramayu, Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang, mengirimkan rentetan serangan pernyataan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI). Panji Gumilang menuding MUI telah menamankan kebencian terhadap dirinya dan Al Zaytun, juga menyebut justru MUI yang sebenarnya ingin mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).

Hal ini disampaikan Panji Gumilang saat diwawancara di kanal Youtube Al-Zaytun Official, Ahad (25/6/2023). “Majelis ulama ini sudah menanam kebencian terhadap Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang dan Al-Zaytun. Banyak hal yang diungkapkan, pendidikannya baik namun pimpinannya, ini namanya memisahkan gula dengan rasa manisnya, pekerjaan majelis ulama,” ujar Panji Gumilang.

Baca Juga

Setelah pertemuan di Gedung Sate Bandung, menurut dia, MUI juga memberikan konferensi pers. Namun, menurut Panji, semua yang dikatakan MUI bohong. “Karena setelah acara itu, Majelis Ulama memberikan konferensi pers, berbicara macam-macam, telah mengajukan ini, itu bohong. Kalau menamakan ulama bohong, bagaimana juga akhlaknya?” katanya.

Dia pun menjelaskan tentang arti ulama. Menurut dia, ulama itu adalah cendekia. Karena itu, dia menyebut MUI sebagai Majelis Cendekia Indonesia. “Ulama itu cendikia dan nama itu Majelis Cendekia Indonesia. Tapi, diklaim ulama itu sekan-akan cendekia Muslim sehingga berhak mengungkap hal-hal yang keislaman, sehingga seakan-akan Tuhan,” kata Panji Gumilang.

Karena itu, menurut dia, yang pantas menjadi teladan itu adalah Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI). Karena, menurut dia, ICMI tidak melakukan klaim. “Yang pantas diteladani itu adalah Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia. Jadi tidak ada itu mengeklaim semuanya, kemudian dibawa kepada nilai-nilai khusus, kemudian disempitkan lagi urusan fikih, kemudian urusan halal-haram, kemudian urusan fatwa, menfatwai Al-Zaytun sesat, Al Zaytun pimpinannya komunis, bukan itu, sudah menyalai nama,” ujar Panji.

Untuk diketahui, dalam video wawacara yang ditayangkan di kanal Youtube al-Zaytun Official itu, Panji Gumilang juga menuduh MUI-lah yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) dan di MUI ada teroris. 

“Kalau ini dipelihara kacau Indonesia ini. Jangan-jangan ini yang akan mengeklaim membuat negara Islam. Karena didukung oleh orang lingkungan, cerita tentang KW 9 NII ini,” ujarnya.

Dia pun mengutip pepatah Arab yagn mengatakan, man ahabba syai'an aktsara min dzikrihi. Artinya, barang siapa yang mencintai sesuatu, pastilah ia banyak menyebutnya. “Siapa yang mencintai sesuatu, sering mengungkapkan nama itu. Yang mengungkapkan itu ya MUI, ya orang-orang yang mendukungnya,” katanya.

Panji Gumilang menambahkan, masalah NII sudah selesai di Indonesia dan pimpinannya sudah menginstruksikan kepada warganya untuk kembali ke Ibu Pertiwi, ke NKRI.

“Al Zaytun tidak bisa dikait-kaitkan dengan itu. Justru yang ada teroris itu di Majelis ulama. Itu jangan dibuang, jangan ditipu, masak masyarakat Indonesia mau ditipu. Teroris di pusat dan di daerah, jumlahnya sudah mencukupi bahwa itu banyak, karena lebih dari dua sudah banyak,” ujar Panji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement