REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Allah SWT pasti memiliki alasan dalam setiap penciptaan makhluk-Nya. Termasuk manusia yang diciptakan dengan berbagai fungsi dan tujuannya.
Ustadz Ali Ahmad, pembicara kajian keislaman di Masjid Nabawi Islamic School, pun mengungkapkan awal penciptaan Nabi Adam AS.
Ia menyebut, kisah penciptaan manusia pertama ini tertuang dalam surah al-Baqarah ayat 30-37.
"Dalam surat itu Allah SWT menyebut kepada Malaikat bahwa penciptaan manusia ini sebagai khalifah di muka bumi. Khalifah ini bukan berarti pengganti Allah. Khalifah ini bermakna makhluk yang diciptakan silih berganti," ujar dia, dikutip dari dokumentasi Harian Republika, Selasa (13/6/2023).
Mendengar rencana Allah SWT, malaikat pun menunjukkan kekhawatirannya. Malaikat mempertanyakan alasan Allah menciptakan makhluk yang silih berganti, tapi membawa kerusakan di muka bumi ini. Allah SWT tetap pada ke putusan-Nya dan berkata, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Sebelum manusia diturunkan di dunia, ada makhluk yang telah lebih dulu hidup di muka bumi. Makhluk itu adalah jin. Jin pun disebut sebagai makhluk yang silih berganti. Dalam penciptaan makhluk pun, jin merupakan yang pertama diciptakan sebelum manusia. Jin diciptakan dari api yang sangat panas.
"Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian." (HR Muslim).
Penciptaan manusia pertama ini dikisahkan berasal dari tanah, lalu generasi berikutnya berasal dari air mani. Allah SWT bersabda dalam surat Al Qiyamah ayat 36:
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى "Apakah manusia mengira, bah wa ia akan dibiarkan sia-sia begitu saja?"
Dalam surat Al Mukminun ayat 115 Allah SWT juga berfirman:
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى "Maka, apakah kamu mengira, sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"
Baca juga: Masuk Islam, Zilla Fatu Putra Umaga Pegulat WWE Ini Beberkan Alasannya yang Mengejutkan
"Persoalan hamba dan Allah SWT bukan bagaimana hamba ini menunjukkan cintanya pada Allah SWT. Tapi, bagaimana ia mendapatkan cinta Allah SWT. Bagaimana ia bisa mendapatkan cinta dari apa yang ia cintai," ujar Ustadz Ali.
Untuk memperoleh cinta dari Allah, seseorang itu harus melakukan berbagai cara. Ada banyak usaha yang harus dilakukan untuk meraih perhatian-Nya.
Kematian bukanlah satu-satunya cara men dapatkan cinta Allah SWT, apalagi memilih mati karena merasa tertekan dengan kehidupan.
Meski demikian, kematian sejatinya adalah hakikat yang akan terjadi pada manusia. Allah SWT telah berfirman, "Semua yang Ia ciptakan akan kembali kepada-Nya." Yang perlu dila kukan oleh manusia adalah mempersiapkan kematian itu.