Selasa 13 Jun 2023 08:56 WIB

Cara Bijak Menyikapi Beberapa Perbedaan Muhammadiyah dan NU

Islam sangat membenci perpecahan dan perselisihan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Cara Bijak Menyikapi Beberapa Perbedaan Muhammadiyah dan NU
Foto:

6. Membentuk sikap positif

M Yusuf Amin Nugroho menjelaskan, NU dan Muhammadiyah memiliki basis masa yang besar dan telah mendidikan banyak lembaga Pendidikan, baik yang formal maupun non formal. Mereka yang belajar di lembaga pendidikan tersebut sangat penting untuk dikenalkan dengan fikih ikhtilaf.

Tidak dimilikinya wawasan perbedaan-perbedaan dalam fikih Islam akan membuat pola pikir generasi muda menjadi sempit, mengira bahwa apa yang ajaran fikih yang diamalkannya adalah yang paling benar dan yang lain adalah salah. Hal ini jelas bisa menimbulkan prasangka buruk dan pada akhirnya akan mengurangi keharmonisan hubungan sesama umat Islam.

7. Menghindari fanatisme buta dalam bertaklid

Dalam beberapa literatur, taklid kerap dipahami dengan mengikuti pendapat dari ulama mujtahid. Biasanya, umat Islam yang bertaklid tersebut tidak berijtihad atau mengistimbathkan hukum sendiri. Mereka hanya mengikuti hasil ijtihad yang sudah dilakukan para ulama.

M Yusuf Amin Nugroho mengungkapkan NU sendiri jelas menyarankan kepada kaum mislimin, khususnya yang awam, untuk bertaklid kepada madzhab empat, yaitu Imam Hanafi, Hambali, Maliki, dan Syafii Keempat madzhab ini telah dimaklumi oleh seluruh ahli ilmu, tentang keahlian dan kemampuan mereka dalam Ilmu Fikih.

Walaupun NU mewajibkan taklid bagi orang awam, tapi bukan berarti NU menganjurkannya. Bagi mereka yang memiliki kesempatan dan kemampuan, tentu wajib mengetahui seluk beluk dalil yang dipergunakan oleh para fuqaha. Dengan mengkaji seluk-beluk dalil dan hujjah para fuqaha, maka umat Islam tidak akan terjebak pada fanatisme buta.

Sebenarnya, sikap fanatik terhadap suatu paham keagamaan boleh saja. Tetapi, jika fanatiknya tidak disertai dengan ilmu, maka akan sangat rentan menyebabkan si fanatis tersebut menganggap golongannya yang paling benar dan yang lain sesat, lebih ekstremnya kafir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement