Selasa 06 Jun 2023 21:58 WIB

Masjid Sultan Beibars Kini Selesai Bersolek, Simbol Kerja Sama Mesir-Kazakhastan

Masjid Sultan Beibars dipugar untuk sejumlah perbaikan

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Masjid Sultan Beibars. Masjid Sultan Beibars dipugar untuk sejumlah perbaikan
Foto: Dok Istimewa
Masjid Sultan Beibars. Masjid Sultan Beibars dipugar untuk sejumlah perbaikan

REPUBLIKA.CO.ID, ASTANA – Kementerian Kebudayaan dan Olahraga Mesir mengatakan Masjid al-Zahir Baybars (Sultan Beibars) dibuka kembali pada 4 Juni di Kairo setelah bertahun-tahun renovasi yang didanai bersama oleh Kazakhstan dan Mesir. 

 

Baca Juga

 

Upacara tersebut bertepatan dengan hari budaya Kazakh di Mesir dan dihadiri oleh pejabat tinggi Kazakh, termasuk Ketua Senat Kazakhstan Maulen Ashimbayev, Menteri Kebudayaan dan Olahraga Askhat Oralov, dan Menteri Informasi dan Pembangunan Publik Darkhan Kydyrali. 

 

Masjid Al-Zahir Baybars dibangun pada tahun 1268 oleh Beibars, sultan Mamluk keempat Mesir dari dinasti Bahri. Masjid ini direnovasi dengan dana sebesar 7,67 juta dolar AS (Rp 114 Miliar) oleh upaya bersama pemerintah Mesir dan Kazakh. Kazakhstan menyumbangkan 4,5 juta dolar AS (Rp 67 miliar) untuk renovasi.

 

 

Dilansir dari Astana Times, Selasa (6/6/2023), kesepakatan antara pemerintah dicapai pada 2007, tetapi pekerjaan renovasi baru dimulai pada 2018.

 

Berbicara di acara tersebu, Ashimbayev mengatakan bahwa peringatan 800 tahun seorang penguasa yang bijaksana dan seorang komandan yang luar biasa, Sultan Beibars adalah peristiwa yang sangat simbolis dan signifikan bagi Mesir dan Kazakhstan. Kazakhstan berencana untuk mengadakan lebih dari 600 acara untuk menandai tanggal ulang tahun di kedua negara.

 

 

“Hubungan antara orang Kazakh dan Mesir memiliki akar sejarah yang dalam sejak zaman Mamluk. Sultan Beibars memberikan perhatian khusus untuk membangun masjid dan madrasah serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan pendidikan,” kata Ashimbayev. 

 

“Hari ini adalah hari yang sangat penting bagi Kazakhstan dan Mesir. Kami tidak hanya menemukan kembali salah satu landmark Kairo, tetapi juga memperkuat ikatan budaya dan spiritual antara kedua negara. Sultan Beibars adalah tokoh penting dalam sejarah negara kita, itulah sebabnya saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak Mesir atas kerja samanya dalam melestarikan warisan budaya yang penting bagi kita semua,” kata Oralov.

 

 

Kazakhstan dan Mesir telah menikmati kerja sama yang dinamis, dengan beberapa proyek penting di bidang budaya dan spiritual. Salah satunya adalah Nur-Mubarak Egyptian University of Islamic Culture, yang dibuka pada tahun 2003 di Almaty. 

 

Saat di Kairo, Ashimbayev bertemu dengan Imam Besar Mesir Al-Azhar Sheikh Ahmed El-Tayeb, yang mengambil bagian dalam Kongres ketujuh Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional pada bulan September di Astana, untuk membahas perkembangan dialog antaragama

 

 

Dia mencatat kazakhstan dan Universitas Al-Azhar memiliki hubungan lama, berbagi ide-ide umum untuk mempromosikan budaya perdamaian. Selama bertahun-tahun, siswa Kazakh telah menerima pendidikan teologis tentang sejarah Islam, Quran, teologi Islam, filsafat Islam, dan topik lainnya di universitas. 

 

“Al-Azhar memainkan peran penting dalam perkembangan spiritual dunia modern. Anda secara efektif terlibat dalam menjaga perdamaian dan harmoni di tingkat internasional. Kazakhstan juga sangat mementingkan penguatan kerja sama antaragama,” kata Ashimbayev.

 

 

Selama pertemuan dengan ketua senat  Parlemen Mesir Abdel Wahab Abdel Razeq, Ashimbayev mencatat bahwa Mesir adalah mitra utama Kazakhstan di dunia Islam dan menyatakan minatnya dalam memperkuat hubungan multilateral dan memperluas hubungan antarparlemen.

 

 

“Kerja sama antarparlemen adl bagian  integral dari kerja sama antarnegara. Kami tertarik untuk meningkatkan pekerjaan kelompok persahabatan antara parlemen kami, yang memiliki pandangan serupa tentang topik internasional utama dan bekerja sama dalam organisasi internasional,” kata Ashimbayev. 

 

Pada hari yang sama seniman terkemuka dari yg Kazakhstan tampil di Gedung Opera Kairo, yang juga menyelenggarakan pameran yang menampilkan tradisi dan seni orang Kazakh.

 

 

 

Sumber: astanatimes 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement