REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Kesehatan Haji menyiapkan strategi menangani jamaah haji lansia pada musim haji tahun ini.
Kepala Pusat Kesehatan Haji (Kapuskes) Liliek Marhaendro Susilo menjelaskan telah menugaskan satu dokter dan dua perawat di tiap kloter untuk mendampingi calon jamaah haji sejak mereka melaksanakan manasik haji.
"Kami berharap, TKH dapat bekerja sedini mungkin harapannya dengan mengenal lebih dini jamaahnya, bisa lebih akrab dan tercipta komunikasi yang efektif. Sehingga kami juga memilih TKH secara merata sesuai jumlah kloter dan daerah asal para calhaj,"ujar dia kepada republika, Selasa (16/5/2023).
Saat ini jumlah TKH yang telah ditugaskan berjumlah 520 dokter dan 1040 perawat yang tersebar di 520 kloter. Liliek merasa jumlah tersebut memiliki proporsi yang sesuai untuk mendampingi calhaj.
Melihat ketentuan Arab Saudi mensyaratkan satu dokter untuk seribu calhaj. Sedangkan proporsi dokter TKHI adalah satu banding 350 calhaj. Ketentuan ini juga sekaligus bertujuan agar TKH siap mendampingi calhaj lansia maupun risiko tinggi (risti).
Selain itu dengan adanya penambahan kuota dan juga adanya kloter gabungan. Liliek mengatakan masih akan menambah TKH dengan prosedur yang berbeda dengan sebelumnya.
Terkait fokus utama persiapan TKH adalah memberikan bimbingan kepada calhaj agar mereka mulai menjaga kesehatan dengan baik.
"Karena calhaj sudah lebih dahulu berkenalan dengan petugas kesehatan, kami berharap calhaj lebih terbuka terkait kondisi kesehatan setiap calhaj sehingga memudahkan petugas untuk lebih akurat menegakkan diagnosa penyakit,"ujar dia.
Setiap harinya, ketika manasik, petugas pun melakukan pemeriksaan dua kali sehari. THK juga diberikan tugas untuk mendata 50 calhaj dengan risti di setiap kloter agar mendapat perhatian lebih baik itu lansia maupun bukan.
Saat ini berdasarkan data yang dimiliki puskes haji, penyakit risti dua teratas yang terbanyak adalah jantung dan paru. Untuk itu puskes pun telah mengatur peralatab medis dan obat-obatan yang cukup untuk dikirimkan ke Saudi.
"Saat ini obat-obatan telah dikirimkan bahkan telah masuk di Saudi, masih ada peralatan medis yang menunggu untuk dilakukan kalibrasi sesuai dengan penegakkan diagnosa calhaj,"jelas dia.
Sedangkan untuk kesiapan klinik dan ambulans dan transportasi lain, mereka telah memperpanjang kontrak lima tahunan dan siap untuk mengakomodir kesehatan calhaj.
Liliek menekankan seluruh calhaj agar meminimalkan aktifitas pra arafah. Liliek juga meminta TKH agar terus mengingatkan pembimbing haji dan pemimpin rombongan untuk memperhatikan hal tersebut.
"Diharapkan dengan meminimalkan kegiatan, keadaan calhaj dapat terus segar bugar selama prosesi haji hingga selesai di Arafah dan kembali ke tanah air,"ujar dia.
Terkait jamaah risti, sementara ini puskes haji telah mendata sebanyak 107 calhaj yang telah lunas BIPIH tidak lolos isthitaah. Namun demikian Liliek belum mendapatkan konfirmasi kembali Kemenag menggagalkan keberangkatan mereka atau tidak.
"Sebenarnya kami berharap, sebelum mereka melunasi BIPIH, mereka lebih dahulu melakukan pemeriksaan, sehingga jika tidak lolos isthitaah dapat menunda di tahun depan atau mengganti dengan ahli waris,"jelas dia.
Namun karena waktu yang pendek, Kemenag meminta pelunasan didahulukan, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan.