Kamis 13 Apr 2023 17:01 WIB

BI Sebut Belum Ada Kasus Pemalsuan QRIS di Yogyakarta

BI meminta masyarakat mengecek tujuan transfer uang via QRIS.

Sejumlah kotak infak yang sempat ditempelkan stiker QRIS palsu yang mengatasnamakan untuk restorasi masjid di Masjid Nurul Iman Blok M Square, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (10/4/2023). Menurut pengurus masjid, sekitar 20 stiker QRIS palsu terpasang di Masjid Nurul Iman Blok M Square, yang ditempel pada kotak dan dinding masjid sejak Kamis (6/4/2023). BI Sebut Belum Ada Kasus Pemalsuan QRIS di Yogyakarta
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah kotak infak yang sempat ditempelkan stiker QRIS palsu yang mengatasnamakan untuk restorasi masjid di Masjid Nurul Iman Blok M Square, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (10/4/2023). Menurut pengurus masjid, sekitar 20 stiker QRIS palsu terpasang di Masjid Nurul Iman Blok M Square, yang ditempel pada kotak dan dinding masjid sejak Kamis (6/4/2023). BI Sebut Belum Ada Kasus Pemalsuan QRIS di Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta Budiharto Setyawan menyebut hingga saat ini belum ada laporan kasus penipuan melalui kode batang (barcode) Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) palsu di provinsi ini.

"Belum, belum ada ini masih peninjauan," kata Budiharto, Rabu (13/4/2023).

Baca Juga

Untuk mencegah kasus penipuan dengan modus barcode QRIS seperti yang terjadi di salah satu masjid di kawasan Jakarta Selatan, Budiharto meminta masyarakat lebih cermat sebelum melakukan transaksi atau berdonasi menggunakan aplikasi itu.

Ia meminta masyarakat mengecek tujuan transfer uang serta memastikan kesesuaian siapa penerima atau pemilik rekeningnya sesuai informasi yang muncul setelah memindai QRIS.

"Lebih hati-hati melihat kembali, berapa nominalnya, siapa penerima, dan tujuannya apa. Biasanya disebutkan ada biayanya atau tidak. Kalau itu clear, baru kita masukkan PIN," kata dia.

BI DIY, kata Budiharto, saat ini tengah bekerja sama dengan dewan masjid, pihak gereja, serta pura di DIY untuk melakukan pengecekan QRIS yang menempel di tempat penyaluran donasi, termasuk untuk zakat maupun infaq.

Menurut dia, total merchant di DIY yang telah menggunakan QRIS mencapai 600 ribu. Kendati demikian, merchant pengguna QRIS dari lembaga sosial keagamaan di DIY jumlahnya belum banyak.

"Makanya kami bersama dewan masjid, serta gereja-gereja dan lembaga sosial keagamaan melakukan pemantauan agar QRIS tetap cepat, murah, mudah, aman, dan andal atau 'Cemumuah'," kata dia.

Budiharto juga mengimbau masyarakat berinisiatif melaporkan apabila merasa dirugikan atau menemukan kejanggalan saat bertransaksi menggunakan QRIS.

"Bisa kita laporkan ke bank atau perusahaan jasa pembayaran kita," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement