Kamis 13 Apr 2023 03:25 WIB

Apa Arti Status Quo di Masjid Al Aqsa di Yerusalem?

Bagi Israel, status quo mengacu pada perjanjian 1967.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Muslim  Palestina membaca Alquran  ketika polisi Israel dikerahkan di kompleks Masjid Al-Aqsa menyusul penggerebekan di lokasi tersebut selama bulan suci Ramadhan di Kota Tua Yerusalem, Rabu (5/4/2023). Apa Arti Status Quo di Masjid Al Aqsa di Yerusalem?
Foto:

Menurut Hasson, Badan Wakaf tidak mengakui pengunjung tersebut dan menganggap mereka sebagai “penyusup”.

Pada 2015, perjanjian empat arah antara Israel, Palestina, Yordania dan Amerika Serikat menegaskan kembali status quo 1967. Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, pemimpin Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali komitmen negaranya terhadap status quo.

Hingga hari ini, versi 1967 dari status quo masih merupakan bentuk basa-basi. Zabarqa mengatakan ini adalah upaya untuk menyesatkan opini publik internasional. Menurut Eran Zedekiah, dari Hebrew University of Jerusalem dan Regional Thinking Forum, sejak 2017 orang Yahudi diam-diam diizinkan untuk berdoa di kompleks tersebut.

Tidak semua orang Yahudi bersalah atas pelanggaran ini. Bahkan, sebelum memasuki kompleks Al-Aqsa, pengunjung melewati tanda yang memperingatkan orang-orang Yahudi bahwa Kepala Rabi melarang mereka masuk karena kesucian situs tersebut.

Hasson menyebut hal ini dilakukan terutama oleh Zionis religius, yang saat ini diwakili dalam pemerintahan Israel garis keras seperti Menteri Keamanan sayap kanan Itamar Ben-Gvir. Mereka berdoa di situs tersebut dan memberikan tekanan untuk mengubah status quo.

Bagi mereka, tekanan ini pun terbayar. Hasson mengatakan polisi telah memberikan lebih banyak kebebasan kepada orang-orang Yahudi yang berdoa di kompleks Al-Aqsa sejak 2017.

Zabarqa pun menyesalkan kepolisian Israel yang telah mengubah dirinya dari badan profesional yang menjaga aturan hukum. menjadi badan yang memberikan perlindungan bagi orang-orang yang melanggar hukum.

Di sisi lain, Palestina melihat perubahan ini sebagai upaya untuk menjadikan kompleks A; Aqsa sebagai kompleks Yahudi dan menyingkirkan Muslim dan Islam dari Al-Aqsa. Bagi mereka, Al-Aqsa adalah sudut kecil terakhir Palestina yang tidak berada di bawah pendudukan penuh Israel.

Hasson mengatakan orang-orang Palestina dengan bangga menentang pendudukan Israel atas situs tersebut. Namun, jika orang-orang Palestina kehilangan Al-Aqsa maka hal itu akan membuat mereka kehilangan segalanya tanpa ada yang tersisa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement