REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. Nasaruddin Umar mengatakan Nuzulul Quran adalah momentum untuk saling kolaborasi bagi Masjid Istiqlal. Kegiatan ini juga merupakan kolaborasi antara beberapa pihak, seperti ICMI, Republika Ramadhan Festival, Bank Indonesia, dan Masjid Istiqlal.
"Nuzulul Quran adalah momentum untuk berkolaborasi. Dalam hadis ada istilah al barokatu ma'al jama'ah (keberkahan ada bersama kebersamaan). Kita maknai hal tersebut dengan saling bersinergi dalam berkolaborasi," kata Nasaruddin dalam acara peringatan Nuzulul Quran yang diadakan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (8/4/2023).
NuzululQuran merupakan peristiwa penting dalam agama Islam dimana Nabi Muhammad menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril, sebagai awal dari turunnya ayat-ayat Al Quran. Peristiwa itu bertepatan dengan malam ke 17 Ramadhan.Nasaruddinmengatakan tahun ini Masjid Istiqlal mendapatkan penghargaan rekor MURI (Museum Rekor-Dunia Indonesia) sebagai masjid pertama yang ada di Metaverse (dunia virtual) yang menghabiskan hampir Rp 10 Miliar dalam penanganannya bekerjasama dengan alumni ITB yang saat ini bekerja di Silicon Valley, Amerika Serikat.
Masjid Istiqlal juga mendapatkan rekor MURI sebagai masjid yang menggunakan wakaf energi. 38 persen energi yang digunakan di Masjid Istiqlal menggunakan panel surya yang diperoleh dengan berkolaborasi dengan jamaah yang ahli di bidangnya, tambah dia.
"Istiqlal juga bekerja sama dengan pemerintah dalam pemanfaatan air yang ada di Istiqlal sehingga tidak sedikitpun air yang ada di Istiqlal terbuang percuma," kata Nasaruddin.
Nasaruddin mengatakan Masjid Istiqlal juga akan berkolaborasi dalam bidang pendidikan seperti program beasiswa kaderisasi ulama bagi perempuan. Dia berharap program tersebut akan menghasilkan ulama-ulama yang berkualitas internasional karena pihaknya akan menghadirkan tenaga didik yang berasal dari luar negeri.
Program tersebut adalah program pertama di Indonesia. Kedepannya Masjid Istiqlal akan mencoba menjernihkan sungai yang ada di sekitar masjid demi mewujudkan Masjid Istiqlal sebagai wisata religi yang lebih baik. Masjid Istiqlal juga berencana untuk membangun Masjid Istiqlal kedua di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) agar kolaborasi tidak hanya sampai Jakarta saja.
"Masjid Istiqlal mengundang dengan terbuka kepada siapa saja untuk berkolaborasi dengan istiqlal untuk menjadikan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur (sebuah negeri yang mengumpulkan kebaikan alam dan kebaikan perilaku penduduknya) dimulai dari Masjid Istiqlal," kata Nasaruddin.