Sabtu 25 Mar 2023 14:30 WIB

Respons Unjuk Rasa di UMMAD, Muhammadiyah Ajak Kedepankan Tabayun

Muhammadiyah ajak sikapi persoalan di UMMAD dengan dialog

Rep: Febrianto Adi Saputro / Red: Nashih Nashrullah
Logo Muhammadiyah. Muhammadiyah ajak sikapi persoalan di UMMAD dengan dialog.
Foto: Antara
Logo Muhammadiyah. Muhammadiyah ajak sikapi persoalan di UMMAD dengan dialog.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) angkat bicara terkait aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Madiun (BEM UMMAD).

Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyayangkan adanya aksi unjuk rasa tersebut. Persoalan tersebut dinilai bisa didialogkan bersama pimpinan universitas secara baik-baik karena pimpinan selalu terbuka terhadap aspirasi dari siapa pun.

Baca Juga

Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah mengaku juga sudah mempelajari semua tuntutan dan isu yang berkembang dalam aksi unjuk rasa mahasiswa UMMAD tersebut. 

Kesimpulannya didapati bahwa tuntutan yang disampaikan pengunjuk rasa itu lebih banyak tidak adanya kesesuaian dengan kondisi dan perkembangan yang sebenarnya. Untuk itu PP Muhammadiyah mengajak semua pihak mengedepankan tabayun (dialog). 

Ketua PP Muhammadiyah, KH Dahlan Rais,  menjelaskan sebelumnya Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah telah menunjuk Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sebagai universitas pembina di Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD) Madiun. Termasuk menunjuk Rektor UMS, Sofyan Anif untuk memimpin sementara di UMMAD. 

"SK (Surat Keputusan) penugasan kepada UMS untuk membina UMMAD.  Termasuk juga penugasan kepada Pak Rektor UMS sekaligus. Yang dilakukan yakni memimpin, memperbaiki dan memajukan UMMAD. Saya lihat yang sudah dilakukan memperbaiki sarana prasarana, sistem organisasi dan pembelajaran,” kata Dahlan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (25/3/2023). 

Dahlan menambahkan, dalam penugasan itu Rektor UMS tidak sendirian tetapi juga mengerahkan SDM (Sumber Daya Manusia) ke UMMAD untuk mempercepat perbaikan. 

Baca juga: Muhammadiyah Resmi Beli Gereja di Spanyol yang Juga Bekas Masjid Era Abbasiyah

“Termasuk membawa pendanaan ke UMMAD dengan pendanaan yang cukup besar. Jadi tidak betul kalau dikatakan cari makan. Karena ini tugas besar dari PP Muhammadiyah. Sekali lagi ini tugas pembenahan, memastikan jalannya organisasi itu dengan baik. Pembangunan fisik sudah banyak berubah. Bukan untuk bermaksud apa-apa, semata-mata melaksanakan tugas PP memajukan UMMAD. Ini ibarat legan golek momongan. Meski momongannya itu dari penugasan PP,” ucap Dahlan.

Dahlan mengungkapkan, PP Muhammadiyah sudah dua kali memberikan tugas ke UMS untuk melakukan pembinaan kepada Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah yang butuh pembinaan. Sebelumnya UMS melakukan pembinaan dalam mendirikan UMKT (Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur). "Alhamdulillah berkembang sangat bagus sekarang," ujarnya.

Sementara itu Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Khudzaifah Dimyati, mengatakan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menilai telah banyak yang dilakukan kepemimpinan baru Rektor UMMAD, yaitu pada aspek Sumberdaya Manusia (SDM), Sarana dan Prasarana, Sistem Administrasi Organisasi dan pembenahan pembenahan lain.

Bahkan sejumlah pihak juga mengakui pergantian kepemimpinan yang dilakukan oleh Majlis Diktilitbang PP Muhammadiyah memberikan dampak yang positif untuk kemajuan Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD).     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement