REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Apabila bulan Ramadhan tiba, umat Islam kerap mengenal istilah bahwa di bulan tersebut setan dibelenggu. Bagaimana penjelasannya secara agama?
Sebagian umat Islam menganggap bahwa manfaat dalam Ramadhan lebih mudah didapat karena selama bulan suci tersebut tidak terdapat gangguan dan bisikan setan. Sebab setan telah dibelenggu oleh Allah.
Anggapan ini berdasarkan hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Idza ja-a Ramadhanu futihat abwaabul-jannati wa ghulibat abwaabu an-naari wa shuffidati as-syayathinu,”. Yang artinya, “Ketika tiba bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu,”.
KH Ali Mustafa Yaqub dalam buku Cara Cermat Mengamalkan Hadis menjelaskan, hadis tersebut menjelaskan mengenai perkara ghaib. Di mana manusia memiliki keterbatasan dalam mencernanya. Surga, neraka, dan setan termasuk dalam wilayah sam’iyyat yang hanya dapat dipahami melalui informasi Alquran dan hadis. Sedangkan manusia tidak memiliki kemampuan untuk membuktikannya secara empiris.
Terdapat dua metode yang dapat digunakan dalam memahami hadis ini. Yaitu metode pemahaman tekstual atau makna hakiki dan metode kontekstual yang di antaranya dengan menggunakan makna majazi. Makna majazi dalam bahasa Arab tidak terlalu berbeda jauh dengan majas dalam bahasa Indonesia, yaitu yang berarti konotatif atau kiasan.