REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) Adib mengatakan, salah satu persoalan bangsa Indonesia adalah banyaknya masyarakat yang terpapar intoleransi, radikalisme, dan berita hoaks. Hal tersebut, menurutnya, disebabkan minat baca yang rendah.
Hal itu ia sampaikan pada kegiatan Coaching Clinic Penulisan Naskah Keislaman Moderat Angkatan I di Tangerang, Banten, Jumat (17/3/2023) lalu. "Problem bangsa kita salah satunya adalah persoalan literasi. Kenapa masyarakat kita mudah percaya hoax? Karena mereka memiliki tingkat literasi yang sangat rendah. Kalau tingkat literasinya tinggi, ia akan lebih kritis, dan tidak mudah terpengaruh berita-berita bohong yang mengadu domba. Ada pula radikalisme dan intoleransi. Sebagian besar penyebabnya adalah rendahnya literasi mereka terhadap ajaran Islam," ungkapnya, dalam siaran pers.
"Kalau tingkat literasinya tinggi dan pemahaman agamanya komprehensif, ia akan menjadi pribadi yang wasathiyah, pribadi yang moderat," sambungnya.
Adib mengatakan, kegiatan Coaching Clinic Penulisan ini digelar untuk menghasilkan penulis andal dan mampu menciptakan karya yang mencerdaskan masyarakat. "Coaching Clinic yang dilakukan Direktorat (Urais Binsyar Kemenag) bertujuan menyiapkan para penulis andal, yang menyiapkan bacaan-bacaan masyarakat yang mencerdaskan," kata Adib.
Seperti diketahui, menurut survei yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah dengan minat literasi rendah.
Selain dihadiri para penulis, kegiatan bertema 'Islam dan Keberagaman' ini dihadiri Penyuluh Agama Islam (PAI) se-Jabodetabek dan perwakilan Kanwil Kemenag Jawa Tengah.