Rabu 15 Mar 2023 09:35 WIB

Geliat Dakwah di Masjid-Masjid Kampus Semakin Tiarap? Ini Pengakuan Aktivis

Aktivis mengaku ada labelisasi negatif terhadap dakwah kampus

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi dakwah di kampus. Aktivis mengaku ada labelisasi negatif terhadap dakwah kampus
Foto: Putra M Akbar
Ilustrasi dakwah di kampus. Aktivis mengaku ada labelisasi negatif terhadap dakwah kampus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan dakwah mahasiswa di berbagai kampus di Indonesia banyak dilaporkan mengalami penurunan signifikan beberapa tahun belakangan. Kajian, acara-acara diskusi keislaman diakui berbagai masjid kampus sudah jarang diadakan dan menyisakan segelintir mahasiswa saja yang melakukannya.

Menanggapi ini, aktivis dakwah kampus, Dyan Arfianto menyebut fenomena ini disebabkan adanya upaya monsterisasi simbol dan harakah (gerakan) Islam yang dilabeli negatif oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Faktor ini dinilainya menjadi penyebab mahasiswa enggan bahkan takut mengikuti kajian keislaman.

Baca Juga

"Sedikit-sedikit radikal, belum lagi pembubaran kajian-kajian yang dilakukan oknum dengan dalih menjaga NKRI. Seakan-akan yang mengkaji Islam secara fundamental, distigmakan negatif sebagai pemecah belah NKRI. Dan itu sangat bertentangan dengan ukhuwah Islam itu sendiri," jelas aktivis yang rutin berdakwah di Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) ini kepada Republika.co.id, Selasa (14/3/2023).

Menurutnya, mahasiswa adalah generasi muda yang akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Mereka adalah golongan yang seharusnya didorong untuk menjadi pemimpin yang tangguh di masa depan.

Jika kondisi ini terus dibiarkan, nantinya akan menghasilkan pemimpin yang tidak tangguh. Dyan bahkan menyebut pemimpin ke depan bisa jadi masih bermental agenerasi stroberi yang rapuh.

"Kalau ingin lihat kondisi bangsa ke depan, lihatlah pemuda hari ini. Pemuda hari ini menye-menye, maka tidak heran kepemimpinan ke depan pun akan menye-menye," tuturnya.

Sementara dihubungi secara terpisah, Ketua Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK), Rapanca Indra Mukti, membenarkan bahwa aktivitas dakwah mahasiswa di kampus-kampus di Indonesia saat ini umumnya mengalami kelesuan.

Pusat koordinasi sekitar 460 LDK di Indonesia itu bahkan menyebut kondisi penurunan kegiatan syiar mahasiswa bahkan dinilai sangat signifikan.

"Memang benar hampir semua lembaga dakwah kampus di bawah LDK Indonesia itu memang mengalami kelesuan. Baik secara bentuk gerakan, kemudian syiar keumatan, pengkajian isu ataupun kaderisasi. Itu mengalami penurunan sangat signifikan," jelasnya.

Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar?

Sedangkan terkait penyebabnya, dia mengatakan kondisi ini disebabkan lembaga dakwah kampus yang tidak siap untuk beralih dari sistem offline ke sistem online saat pandemi atau masa peralihan pandemi.

Pengurus LDK dikaderisasi via online dengan segala keterbatasannya, yang akhirnya mempengaruhi mereka dalam menjalankan kepengurusan.

"Kita sudah mengerti kalau misalnya kendala via zoom, google meet, pasti akan tidak terlalu maksimal ruang pertemuannya. Oleh karena itu, ini juga akan mempengaruhi bagaimana proses perjalanan adik-adik dalam menjalankan kepengurusannya," ujarnya.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement