REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senator DPD DR Abdul Kholik mengatakan pengajian di kalangan Muslimat atau perempuan NU sangat bernilai sangan strategis. Ini karena karena menjadi ajang forum silaturahim, pendalaman agama, dan masalah sosial ekonomi.
''Jadi jangan anggap remeh pengajian kaum ibu yang sebenanrya itu merupakan instrumen pemberdayaan. Pengajian para ibu tidak hanya membicarakan soal agama saja, tapi juga membahas masalah soal sosial termasuk kesehatan hingga pengasuhan anak atau masalah keluarga sehari-hari. Dengan demikian pengajian kaum perempuan ini juga merupakanb pengamalan Pancasila terutama sila pertama dan sila kelima,'' kata Abdul Kholik, di Jakarta, Rabu (1/3/2023).
Kholik mengatakan hal itu dia sudah sampaikan pada forum pertemuan Rakor Muslimat NU se-Jawa Tengah yang digelar beberapa hari yang lalu. Menurutnya, forum itu pengajian ternyata sangat produktif. Mereka telah memproduksi berbagai komiditas untuk keperluan rumah tangga seperti garam beryodium untuk kecerdasan anak, sabun cuci piring dengan merek 'Mama-NU' yang ramah lingkungan, hingga beras sehat dengan harga terjangkau.
Menariknya, lanjut Kholik, bahan baku garam diambil dari petani garam di kawasan Pantura Jawa Tengah, terutama daerah Demak, Kudus dan Pati. Sementara beras dimaksudkan untuk menyerap produk petani agar harganya tidak jatuh di kala musim panen.
''Semua itu dipasarkan melalui jaringan pengajian Muslimat NU tersebut. Sehingga terjadi putaran uang yang bermanfaat bagi organisasi dan jamaah. Di sini tampak jelas bahwa pengajian tidak bicara soal agama saja, namun juga membicarakan soal pemberdayaan ekonomi yang nyata,'' kata Kholik.