Rabu 15 Feb 2023 08:17 WIB

Lokakarya Imsakiyah 2023 UIN Walisongo: Awal Ramadhan 23 Maret, Syawal 20 April 

Umat Islam diminta tetap saling menghormati sikapi potensi perbedaan

Rep: S Bowo Pribadi / Red: Nashih Nashrullah
Peserta Lokakarya Lokakarya Imsakiyah Ramadhan 1444 Hijriyah /2023, yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universits Islam Negeri (UIN) Walisongo, berfoto bersama di Gedung Observatorium dan Planetarium UIN Walisongo, Semarang, Selasa (14/2).
Foto:

Sementara itu, menyongsong bulan suci Ramadhan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat(LP2M) Universits Islam Negeri (UIN) Walisongo mengadakan Lokakarya Imsakiyah Ramadhan 1444 Hijriyah /2023.

Selain untuk mengetahui awal Ramadhan serta jadwal imsakiyah Ramadhan 1444 Hijriyah, kegiatan ini digelar dan memberikan rekomendasi hasil rukyat kepada Pemerintah untuk penempatan awal Ramadhan dan Syawal 1444 Hijriyah.

Sekretaris LP2M UIN Walisongo, Dr Muh Sya’roni mengungkapkan, lokakarya ini merupakan agenda tahunan LP2M UIN Walisongo dalam berkhidmat kepada masyarakat. “Khususnya, dalam memberikan pencerahan terkait persoalan imsakiyah Ramadhan,” ungkapnya.

Menurut Sya’roni, jadwal imsakiyah, jelasnya, selalu dinantikan oleh umat (masyarakat) untuk mendukung berbagai aktivitas ibada di bulan suci Ramadhan.

Tak hanya mengikuti lokakarya, dalam kegiatan ini para peserta juga berkesempatan untuk melakukan dan melihat langsung simulasi proses pengamatan hilal, di observatorium UIN Walisongo.

“Ini menjadi bagian dari keinginan kami, agar kita (100 peserta lokakarya) tidak hanya tahu secara teori, namun juga tahu melalui simulasi dan merasakan bagaimana situasi yang sebenarnya,” tambahnya.

Baca juga: Ketika Sayyidina Hasan Ditolak Dimakamkan Dekat Sang Kakek Muhammad SAW

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Walisongo, Prof Dr Muhsin Jamil Mag, menyampaikan, lokakarya ini menggabungkan tiga proses akademik, yang meliputi belajar mengajar, riset dan pengabdian masyarakat.

Ini juga menjadi momentum untuk melakukan suatu proses observasi terhadap peredaran matahari dalam rangka untuk memastikan penentuan awal bulan suci Ramadhan sehingga menjadi momentum penting, secara ilmiah, untuk memberikan landasan prkatek keislamaan sekaligus juga praktek saintifik untuk penentuan awal Ramadhan.

Karena proses pembelajarannya dari alat simulasi. “Dulu hanya diatas kertas, sekarang disimulasikan dan bahkan juga bisa dibuktikan dengan simulasi,” lanjutnya.

 

Maka, kata Muhsin, kegiatan ini akan berkontribusi besar bagi masyarakat khususnya yang berkaitan dengan Kegiatan-kegiatan  yang akan berlangsung selama bulan Ramadhan 1444 Hijriyah nanti,” ujar dia.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement