REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) mengusulkan agar Kementerian Agama (Kemenag) memangkas masa tinggal jamaah haji di Arab Saudi. Hal itu merespon polemik kenaikan biaya perjalanan haji dari Rp 35 juta menjadi Rp 69 juta per jamaah.
"Berkurangnya durasi Ibadah Haji hanya 20-30 hari saja akan memangkas biaya secara signifikan yang harus dibayarkan," kata Ketua Umum ICMI, Prof Dr Arif Satria dalam taklimat media yang diterima di Jakarta, Jumat (10/2/2023).
Rektor IPB tersebut mencontohkan, pelaksanaan haji plus yang bisa diraih dengan hanya durasi 12 hingga 15 hari. Pelaksanaannya hanya mengambil kegiatan inti dan pokok hajinya saja.
Baca juga : Menanti Kepastian Biaya Haji
Menurut Arif, yang harus dikedepankan dalam konteks kenaikan biaya haji adalah penguatan tata kelola yang baik dalam hal transparansi dan akuntabilitas. "Soal kenaikan ini, jika memang hal teknis mengalami kenaikan misal akomodasi, transportasi kita akan maklum. Memang beban subsidi yang cukup berat ini perlu dipertimbangkan. Saya yakin jika publik diberikan data faktual, pasti diterima," katanya.
Tentang kenaikan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), Arif setuju untuk meniadakan subsidi demi keberlanjutan penyelenggaraan ibadah haji. Oleh karena itu, saran dia, pemerintah harus berusaha untuk renegosiasi kepada pihak-pihak terkait agar biaya haji makin efisien.
Berdasarkan paparan usulan biaya haji 1444 Hijriyah yang disampaikan Kemenag beberapa waktu lalu, salah satu poin yang tinggi adalah biaya penerbangan. Perhitungan aspek tersebut mencapai Rp 33 juta untuk tiap anggota jamaah.
Baca juga : Apa yang akan Terjadi di Dunia Setelah Dajjal Mati Dibunuh Nabi Isa?
Arif menilai, angka tersebut relatif mahal jika dibandingkan dengan penerbangan ekonomi biasa. Namun, ia tidak menyangkal jika ada logika atau perhitungan yang berbeda dengan penggunaan penerbangan biasa.
"Penerbangan biasa, orang ke Jeddah (dari Jakarta) paling sekitar Rp 10-Rp 15 juta. Rp 33 juta ini mahal, karena berangkat penuh pulang kosong. Harga penerbangan ini tinggi untuk mengkover biaya pulang yang kosong tadi," kata Arif.
View this post on Instagram