REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Salah satu sekutu sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan, Israel tidak akan membekukan pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki. Ini disampaikan sepekan setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menekan Israel untuk menghentikan pembangunan.
"Tidak akan ada pembekuan konstruksi di Yudea dan Samaria, titik," demikian pernyataan dari partai Zionisme Agama yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, dilansir The New Arab, Jumat (10/2/2023).
Dalam pernyataannya, Smotrich menggunakan istilah kolonial pemukim untuk Tepi Barat. Anggota senior koalisi sayap kanan Netanyahu itu telah berusaha untuk memperluas pemukiman Yahudi di Tepi Barat, yang direbut oleh Israel dalam perang 1967.
Di sisi lain, Palestina telah lama ingin mendirikan sebuah negara. Sebagian besar kekuatan dunia menganggap pemukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai ilegal.
Pada kunjungan ke Israel dan Palestina pekan lalu, Blinken mengulangi seruan AS untuk solusi dua negara dan menyerukan secara terbuka untuk mengakhiri perluasan pemukiman.
Dalam pembicaraan pribadi dengan Netanyahu, Blinken juga meminta Israel untuk menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat dan menghentikan penghancuran rumah-rumah Palestina. Tiga sumber AS dan Palestina yang dikonfirmasi Reuters, menekankan bahwa permintaan tersebut tidak dinyatakan sebagai permintaan resmi.
Smotrich juga mengawasi organisasi kementerian pertahanan yang bertanggung jawab untuk menegakkan beberapa peraturan di Tepi Barat. Hal ini memberinya kekuasaan yang signifikan atas wilayah tersebut.
Smotrich pada April 2021 silam pernah menyatakan, Tanah Israel adalah milik orang-orang Yahudi. Dia juga mengatakan, orang Arab tidak akan tinggal di tanah tersebut dan pihaknya akan memastikan itu terjadi.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Smotrich di twitter, saat membela Kepala Rabi Safed Shmuel Eliyahu pada 2019, yang mengungkapkan bahwa Tanah Israel memuntahkan orang-orang Arab. Komenter ini kemudian direspons oleh anggota Knesset pada April 2021 saat itu, Ahmad Tibi dari Joint List, dengan menyebut Eliyahu adalah "sampah rasialis".
"Saya membencinya. Seorang rabi tidak seharusnya berbicara seperti itu, dan jika seorang syekh berbicara seperti itu tentang orang Yahudi, maka dia juga harus dikutuk," kata Tibi mengacu pada komentar Rabi.
Menanggapi itu, Smotrich kemudian mengancam akan mengusir anggota dewan dari Arab dan Muslim lainnya yang tidak menerima aturan Yahudi di Israel. "Seiring waktu orang Arab seperti Anda yang tidak mengakui itu tidak akan tinggal di sini. Rabbi Shmuel dan orang banyak pengikut, kami di antara mereka, akan memastikan hal itu," kata Smotrich.