REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Politikus Swedia-Denmark Rasmus Paludan dilaporkan melakukan percakapan seksual eksplisit dengan anak di bawah umur di internet. Ia dituduh tetap melakukan hal ini meskipun mengetahui mereka masih di bawah umur.
Narapidana kasus rasialis, terkenal karena ekstremisme anti-Muslim dan melakukan tur pembakaran Alquran tersebut ramai disebut terlibat obrolan tidak pantas dan eksplisit secara seksual dengan anak laki-laki di bawah umur di platform media sosial Discord.
Rekaman audio yang diambil dari percakapan daring politisi fanatik ini mengungkapkan dia berbicara kepada anak laki-laki di bawah umur tentang skenario seksual yang mengganggu dan gamblang. Salah satunya seperti seorang guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap seorang anak laki-laki di depan teman sekelasnya.
“Dia menangis seperti belum pernah menangis sebelumnya,” kata Paludan kepada audiens mudanya, dikutip di TRT World, Jumat (3/2/2023).
Dalam contoh audio lainnya, pengguna bahkan memberi tahu Paludan usia mereka yang berkisar antara 13 hingga 17 tahun dalam obrolan grup. Ketika ditanya berapa umurnya, politikus itu mengatakan dia berusia 39 tahun.
Meskipun batas usia persetujuan (consent) di Swedia adalah 15 tahun, Paludan secara sadar dan terus-menerus melakukan percakapan seksual yang eksplisit dengan anak berusia 14 dan 13 tahun. Contoh lain dari percakapan yang menunjukkan perilakunya yang mengejutkan ini terjadi pada 11 Agustus 2021.
Hal ini dilakukan antara dia dan pengguna Discord lainnya, termasuk anak di bawah umur (sebut saja dia Pengguna #1 untuk menjaga anonimitasnya). Paludan kembali melakukan percakapan mesum, menjelaskan kepada lawan bicaranya bahwa Pengguna #1 melakukan aktivitas seksual dengan seorang anak laki-laki di belakang toko kelontong Netto.