Selasa 31 Jan 2023 18:32 WIB

Mantan Politikus Belanda yang Mualaf Kecam Standar Ganda Terhadap Muslim

Pembakaran dan perobekan Alquran harus dianggap sebagai ujaran kebencian.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Joram van Klaveren, seorang mualaf dari Belanda. Mantan Politikus Belanda yang Mualaf Kecam Standar Ganda Terhadap Muslim
Foto: Towards Eternity
Joram van Klaveren, seorang mualaf dari Belanda. Mantan Politikus Belanda yang Mualaf Kecam Standar Ganda Terhadap Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, ROTTERDAM -- Beberapa mantan politikus sayap kanan Belanda yang masuk Islam menyebut serangan terhadap kitab suci umat Islam baru-baru ini adalah kejahatan kebencian. Menurut mereka, Muslim menjadi sasaran standar ganda selama ini.

Salah seorang mualaf yang juga mantan politikus, Arnoud van Doorn, mengatakan dia menganggap tindakan pemimpin Pegida, sebuah gerakan Islamofobia terhadap Alquran sangat keterlaluan. Seperti diketahui, pada 23 Januari, Wagensveld merobek beberapa halaman dari salinan Alquran dan kemudian membakarnya di Den Haag.

Baca Juga

"Sangat aneh ini diperbolehkan, terutama pada saat polarisasi di Belanda. Negara harus menyatukan kelompok etnis daripada terus-menerus mempermalukan dan meminggirkan etnis dan kelompok," katanya, dilansir dari Anadolu Agency, Senin (30/1/2023).

Dia menggarisbawahi tindakan tersebut harus dianggap sebagai ujaran kebencian di seluruh Uni Eropa. Sementara beberapa pelecehan yang tidak menyangkut Muslim sangat direspons dengan kuat.

“Seperti yang Anda ketahui, ada standar ganda terhadap Muslim. Jika Anda membakar bendera Israel, itu menjadi antisemitisme, jika Anda membakar bendera pelangi, itu adalah ujaran kebencian. Mereka semua provokatif, itu semua tindak pidana. Tapi, jika Anda membakar Alquran, merusaknya, atau mengolok-oloknya dengan cara lain, itu adalah kebebasan berekspresi," katanya.

photo
Arnoud Van Doorn. - (IST)

"Dengan cara ini, Anda mengatur latar belakang etnis satu sama lain dan menciptakan kebencian," katanya.

Van Doorn juga mengatakan membiarkan insiden semacam itu di bawah perlindungan polisi akan menciptakan persepsi tindakan semacam itu dapat dilakukan dengan sangat mudah tanpa mendapat hukuman. "Langkah selanjutnya apa? Apakah Alquran akan dibakar, jendela masjid dipecah, masjid dibakar, sekolah Islam diserang, dan anak-anak Muslim dipukuli? Apa batasannya?" ujarnya.

Islamofobia menjadi masalah besar yang terus berkembang

Adapun Joram van Klaveren, mantan anggota parlemen Partai Kebebasan yang menjadi Muslim saat menulis buku anti-Islam, mengatakan Pegida terus-menerus memprovokasi umat Islam. Padahal menghina suatu agama di Belanda adalah tindak pidana hingga 2014.

Dia menambahkan, pencegahan polisi terhadap pembakaran Taurat pekan lalu di depan Kedutaan Besar Israel di Stockholm tampaknya menunjukkan izin untuk insiden semacam itu diberikan tergantung pada kitab suci mana. Menurutnya, membakar buku-buku suci bukan ekspresi opini, melainkan kebencian. 

sumber : https://www.aa.com.tr/en/europe/ex-politicians-who-converted-to-islam-in-netherlands-slam-double-standards-against-muslims/2801501
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement