Selasa 31 Jan 2023 00:44 WIB

Ratusan Orang di Pamekasan Unjuk Rasa Kecam Pembakaran Alquran

Pembakaran Alquran mencoreng kebebasan beragama.

 Sejumlah wanita melakukan aksi unjuk rasa memprotes Swedia atas aksi pembakaran kitab suci Alquran yang digelar di Karachi, Senin (30/1/2023). Sejumlah negara Islam mengutuk tindakan provokatif pembakaran kitab suci Alquran yang dilakukan politisi Swedia yang telah menodai toleransi antar agama.
Foto: EPA-EFE/NADEEM KHAWAR
Sejumlah wanita melakukan aksi unjuk rasa memprotes Swedia atas aksi pembakaran kitab suci Alquran yang digelar di Karachi, Senin (30/1/2023). Sejumlah negara Islam mengutuk tindakan provokatif pembakaran kitab suci Alquran yang dilakukan politisi Swedia yang telah menodai toleransi antar agama.

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Ratusan orang berunjuk rasa di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Senin, mengecam aksi pembakaran kitab suci Alquran di Swedia dan Denmark.

Massa datang dengan mengendarai mobil bak terbuka sambil membawa poster dan spanduk yang berisi kecaman atas aksi pembakaran kitab suci umat Islam oleh politikus asal Denmark belum lama ini.

Baca Juga

"Kami datang ke lembaga legislatif ini agar aspirasi kami disampaikan kepada pemerintah. Kami mengecam dan mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci Alquran di Swedia itu," kata juru bicara pengunjuk rasa Kholil Asy'ary dalam orasinya.

Kholil merupakan Wakil Bupati Pamekasan periode 2013-2018 yang turut bergabung dengan ratusan orang dari sejumlah organisasi kemasyarakatan di wilayah itu.

 

Selain Kholil Asy'ary, Ketua DPRD Pamekasan Halili Yasin juga ikut berorasi di mimbar komando bersama pengunjuk rasa mengecam pembakaran Alquran.

"Kejadian ini berpotensi menciptakan konflik yang lebih luas antarumat beragama. Oleh karena itu, kami juga mengecam dan meminta pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut," katanya.

Ada tujuh tuntutan yang disampaikan pengunjuk rasa.Pertama, mengutuk keras pembakaran Alquran. Kedua, meminta pemerintah memanggil duta besar Swedia dan Denmark untuk segera meminta maaf.

"Yang ketiga, kami meminta agar PBB bersikap tegas dalam kasus ini karena jika dibiarkan dan tidak segera ditangani maka berpotensi memicu gelombang reaksi yang semakin luas dari umat Islam," kata K.H.Abdul Aziz, perwakilan pengunjuk rasa lainnya.

Tuntutan keempat, meminta agar pemerintah Indonesia memutus hubungan diplomatik dengan negara yang bersangkutan.Kelima, meminta pemerintah tegas dalam merespons adanya tindakan tidak terpuji warga di Swedia yang telah menyakiti umat Islam seluruh dunia.

"Tuntutan keenam, kami menyerukan kepada umat Islam agar memboikot produk Swedia dan Denmark," katanya.

Tuntutan ketujuh, mengajak umat Islam seluruh dunia untuk bersama mencintai, menjaga dan mengamalkan Alquran.

Ketua DPRD Pamekasan Halili berjanji akan menyampaikan tuntutan yang disampaikan umat Islam di Pamekasan itu kepada pemerintah pusat melalui DPR RI.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

"Kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak karena berkat dukungan dan komitmen baik, aksi ini berlangsung dengan damai," ujar Halili yang disambut tepuk tangan massa pengunjuk rasa.

Sementara itu, sekitar 288 personel gabungan dari kepolisian, Satpol PP dan Dishub diterjunkan guna mengamankan aksi damai umat Islam di kantor DPRD Pamekasan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement