REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perwakilan tinggi Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk pembakaran kitab suci umat Islam oleh politikus sayap kanan Swedia-Denmark Rasmus Paludan sebagai tindakan keji. Pembakaran Alquran dilakukan di luar kedutaan Turki di Swedia, Jumat (20/1/2023).
“Sementara Perwakilan Tinggi menekankan pentingnya menjunjung tinggi kebebasan berekspresi sebagai hak asasi manusia, dia juga menekankan tindakan pembakaran Alquran merupakan ekspresi kebencian terhadap umat Islam,” kata juru bicara Miguel Angel Moratinos dalam sebuah pernyataan.
“Itu tidak sopan dan menghina umat Islam dan tidak boleh digabungkan dengan kebebasan berekspresi,” tambah pernyataan itu dilansir dari Aljazirah, Selasa (24/1/2023).
Moratinos mengaku prihatin dengan meningkatnya diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan yang diarahkan terhadap anggota banyak agama dan komunitas lain di berbagai bagian dunia. Dia menyerukan pembangunan saling menghormati dan promosi masyarakat inklusif dan damai yang berakar pada hak asasi manusia dan martabat untuk semua.
Tak lama setelah Paludan membakar salinan Alquran, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, mengutuk otoritas Swedia karena gagal melarang protes tersebut. “Itu tindakan rasialis. Ini bukan tentang kebebasan berekspresi,” katanya.
Negara-negara Arab termasuk Arab Saudi, Yordania dan Kuwait juga mengecam aksi tersebut serta negara-negara mayoritas Muslim lainnya seperti Pakistan dan Somalia. "Membiarkan tindakan kebencian yang menghina kesucian dan nilai-nilai Islam benar-benar tidak dapat diterima," kata kementerian luar negeri Somalia dalam sebuah pernyataan pada Senin.
“Ini tidak lain adalah praktik demagogis yang mempromosikan kebencian dan rasisme serta mendukung agenda ekstremisme dan terorisme,” tambah dia.
Dalam sebuah posting di Twitter, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan meski kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi, apa yang legal belum tentu sesuai. “Membakar kitab suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan,” katanya.
Sekelompok pengunjuk rasa berkumpul di luar kedutaan Swedia di Ankara selama akhir pekan untuk mengutuk pembakaran Alquran. Di Bangladesh, orang-orang juga berdemonstrasi menentang insiden tersebut. Pada April lalu, pengumuman Paludan tentang tur pembakaran Alquran selama bulan suci Ramadhan memicu kerusuhan di seluruh Swedia.