REPUBLIKA.CO.ID,TEPI BARAT -- Seorang pria Palestina tewas oleh tembakan Israel di barat laut Ramallah di Tepi Barat yang diduduki pada Sabtu (21/1/2023). Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi pria itu sebagai Tariq Maali, 42 tahun.
Tewasnya Maali menambah catatan korban tewas Palestina yang dibunuh oleh tembakan Israel menjadi 18 orang di Tepi Barat sejak awal 2023. Dilansir The New Arab, Ahad (22/1/2023), militer Israel mengklaim pria itu mencoba menikam seorang pemukim Israel di pemukiman pertanian Sde Efraim.
Sementara media Israel menuding Maali dipersenjatai dengan pisau dan pemukim itu menembaknya. Tentara mengatakan, seorang warga sipil yang merupakan pemukim Israel menembak mati warga Palestina.
Seorang fotografer AFP juga melihat pasukan Israel mencegah ambulans Palestina mengakses lokasi terbunuhnya itu. Menurut gerakan anti-pemukiman Israel Peace Now, itu adalah pemukiman liar, yang menjadi pos terdepan yang bahkan tidak diakui oleh Israel.
Semua permukiman, termasuk yang diakui Israel, dianggap ilegal menurut hukum internasional. Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang memimpin pemerintahan sayap kanan, berencana untuk mengejar kebijakan peningkatan perluasan pemukiman di Tepi Barat.
Selain itu, partai-partai supremasi Yahudi dalam koalisinya menganjurkan aneksasi beberapa wilayah. Israel pun secara teratur menggunakan kekuatan yang mematikan dan berlebihan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Hampir 150 warga Palestina dibunuh oleh Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada tahun 2022, menurut angka oleh kelompok hak asasi Israel B'Tselem, menjadikannya tahun paling mematikan sejak 2004. Serangan Israel yang mematikan hampir setiap hari telah meningkat di Tepi Barat sejak awal tahun ini.
Kamis lalu pun, seorang guru Palestina yang memberikan pertolongan pertama kepada seorang pria yang terluka ditembak mati oleh pasukan Israel. Jawad Bawaqneh tewas di luar rumah keluarganya selama serangan Israel di daerah kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki.
Putra guru tersebut, Farid Bawaqneh, mengatakan Jabareen ditembak di luar rumah keluarga dan dia serta ayahnya keluar untuk membantunya. "Ayah saya keluar untuk membantu pria itu, memberikan pertolongan pertama," kata Bawaqneh kepada Reuters.
"Kemudian kami menyeretnya ke dalam dan ayah saya tertembak," kata Bawaqneh sambil menunjuk bagian atas tubuhnya sambil berdiri di ambang pintu dengan lantai berlumuran darah.