REPUBLIKA.CO.ID,BATANG—Lima dari 21 orang anak yang menjadi korban pencabulan oleh oknum guru ngaji M (28 tahun) di Kecamatan/ Kabupaten Batang, Jawa Tengah mengalami trauma psikologis yang sangat berat.
Hal ini diungkapkan oleh Dimas Adi Pamungkas, pendamping para korban dari LSM Trinusa, kepada Republika, Selasa (10/1/2022).
Menurutnya, dari hasil assessment yang dilakukan oleh LSM Trinusa kepada para korban (21 anak), umumnya mereka membutuhkan penanganan guna memulihkan trauma psikologis atas tindakan yang dialaminya.
Assesment dilakukan di sejumlah titik tempat domisili para korban, seperti di lingkungan Karena “Ada lima orang anak (korban) yang sampai saat ini masih mengami trauma berat atas tindakan asusila tersebut,” ungkap Dimas.
Misalnya, ada yang masih ketakutan jika diajak berbicara dengan orang yang lebih dewasa, sering tidak nyambung saat diajak berkomunkasi –meskipun—yang mengajak berbicara adalah orang tuanya sendiri.
Sebab, tambahnya, dari sejulah korban terungkap, Mereka mendapatkan perlakuan tidak senonoh tidak hanya satu kali, namun ada yang lebih dari dua kali dan bahkan juga ada yang mengaku berkali- kali.
Karena dugaan pencabulan ini telah berlangsung dalam rentang waktu tahun 2019 hingga tahun 2022. “Selain itu beberapa anak juga menjadi lebih tertutup dan tidak bersedia jika ngobrol. Tidak mau bermain dengan teman sebayanya karena menjadi rendah diri,” lanjutnya.
Kondisi mereka (para korban) saat ini, kata Dimas, butuh penanganan yang serius, agar emosional dan psikologisnya lebih stabil, pasca perlakuan yang pernah dialaminya.
Terkait hal ini, masih menurut Dimas, LSM Trinusa telah berkoordinasi dengan jajaran Polres Batang serta berbagai instansi terkait yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang.
“Sehingga ada penanganan lebih lanjut yang bisa diberikan, tidak hanya kepada ke-lima korban yang masih trauma berat, namun juga kepada seluruh korban,” tambahnya.
Seperti diketahui, sedikitnya 21 anak menjadi korban tindakan asusila yang diduga dilakukan oleh M, oknum guru ngaji dan guru rebana di Kecamatan Batang.