REPUBLIKA.CO.ID, CALGARY -- Duaa-Azeem Choudhary sudah tidak asing dengan perilaku kebencian sejak berusia remaja. Lahir di Quebec dari orang tua imigran Pakistan yang tidak bisa berbahasa Prancis, ia dan keluarganya mencoba melarikan diri dari rasisme yang mereka hadapi di provinsi itu dengan pindah ke Calgary.
Namun di rumah barunya, Choudhary menjadi sasaran pelecehan yang didorong oleh Islamofobia saat naik bus suatu hari. Dia ingat menjadi satu-satunya orang di bus yang mengenakan jilbab ketika sekelompok pria mulai menatapnya.
"Ada sekelompok pria kulit putih yang saya perhatikan terus melihat ke belakang dan seolah-olah saya terlihat kotor," kata Choudhary dikutip di CBC, Senin (9/1/2023).
Dia berupaya mengabaikan orang-orang itu dengan harapan situasinya tidak akan meningkat, tetapi setelah mereka turun dari bus, mereka berhenti tepat di depan jendelanya.
Salah satu dari mereka disebut meludah langsung ke wajah saya. Tindakan itu merupakan momen yang mengejutkan baginya, karena ia belum pernah mengalami hal seperti itu sebelumnya dan merasa diasingkan.
Peristiwa itu terjadi saat Choudhary berusia 17 tahun, dua bulan setelah dia mengenakan jilbab untuk pertama kalinya. Sebelumnya, dia mengatakan tidak mengalami banyak tindakan rasisme.
"Saya bisa merasakan sedikit perubahan, seperti interaksi yang lebih dingin. Tapi hal seperti itu belum pernah terjadi, jadi saya butuh beberapa saat untuk memprosesnya," lanjutnya.
Mengenakan jilbab dianggap sebagai sebuah tindakan ibadah. Ini adalah pilihan pribadi dan independen, yang dibuat oleh wanita Muslim ketika mereka sudah dewasa.
Terinspirasi oleh ibunya, Choudhary selalu ingin memakai jilbab, yang akhirnya membuat perubahan saat dia masuk universitas.
Manajer proyek Canadian Pakistani Support Group (CPSG) Maskan, Zainab Khan, menyebut banyak orang mengetahui perihal insiden di Prince's Island Park. Dalam insiden itu, seorang wanita berhijab mengalami serangan, yang mana itu adalah kejahatan bermotivasi kebencian.
Baru-baru ini, insiden yang mirip dengan Choudary dan di Prince's Island Park telah menjadi hal biasa. Beberapa wanita beragama Islam menjadi korban serangan verbal dan fisik di Calgary, Canada, karena penampilan mereka.
CPSG sendiri merupakan sebuah proyek yang dimaksudkan untuk menyediakan tempat tinggal sementara dan dukungan berbasis permintaan untuk perempuan dan anak-anak.
Setelah insiden Prince's Island Park, Khan mengatakan beberapa orang di komunitas Muslim mempertanyakan diri mereka sendiri, serta bertanya-tanya apakah mereka harus mengizinkan putri mereka mengenakan jilbab.
"Haruskah mereka kehilangan identitas mereka, itu adalah kebingungan yang muncul. Itu adalah hal-hal yang terjadi di masyarakat yang tidak pernah terdengar. Itu adalah hal-hal yang harus disuarakan, pengalaman-pengalaman itu," ujar dia.
Hal yang sama pun terjadi pada Choudhary. Semua hal yang terjadi dalam hidupnya membuat ia mulai bertanya-tanya, apakah pelecehan yang dia dan orang lain hadapi adalah karena kesalahpahaman tentang Islam.
Pada acara yang diselenggarakan oleh CPSG, yang berpusat pada berbagi keprihatinan dan rekomendasi tentang memerangi kejahatan kebencian dan rasisme, Muslim dan non-Muslim berkumpul untuk menceritakan pengalaman mereka. Bersama-sama, mereka mencari cara untuk mencoba menghapus kebencian yang ada.
"Jika kejahatan rasial ini terjadi karena persepsi yang salah tentang agama kita, maka mungkin kita perlu membicarakan tentang agama kita," ucap Choudhary.
Acara tersebut merupakan bagian dari seri anti-rasisme pemerintah provinsi. Agenda tersebut ditetapkan oleh Pemerintah Alberta, untuk mewujudkan lebih banyak toleransi dan pengertian.
Lebih khusus lagi, acara tersebut berfokus pada menyuarakan keprihatinan dan pengalaman Muslim dan Muslimah, terutama mereka yang berhijab, dalam upaya mengumpulkan informasi bagi pemerintah untuk memerangi diskriminasi.
Bagi Choudhary dan Khan, jalan ke depan itu sederhana. Salah satunya adalah mendidik orang-orang tentang Islam dan menyoroti pesan agama tentang perdamaian, toleransi, serta kesetaraan.
"Dibutuhkan kita semua untuk membangun Alberta yang inklusif dan beragam. Dan bagi kami, penting bagi kami untuk belajar tentang budaya dan agama yang berbeda. Ini semua tentang terhubung satu sama lain dan menyebarkan pesan perdamaian," ucap Khan.
Sumber:
https://www.cbc.ca/news/canada/calgary/muslim-women-calgary-alberta-hijab-1.6706113