REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Partai Ra'am, yang mewakili faksi selatan gerakan Islam di Knesset, menyerukan umat Islam untuk meramaikan Masjid Al Aqsa. Mereka juga mengeluarkan peringatan kepada pemerintah Netanyahu terhadap kerusakan Masjid Al Aqsa.
Tidak hanya itu, mereka juga memperingatkan atas upaya Israel mengubah situasi yang ada, menyusul kunjungan yang dilakukan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir ke masjid ini.
"Kunjungan Ben Gvir adalah provokasi berbahaya atas perasaan sekitar satu miliar Muslim, yang melihat Masjid Al-Aqsa sebagai masjid yang diberkahi sebagai hak eksklusif Islam," kata Partai Ra'am dalam sebuah pernyataan, dikutip di Israel National News, Rabu (4/1/2023).
Lebih lanjut, apa yang dilakukan Ben Gvir disebut sebagai pelanggaran terhadap perwalian Hashemite Yordania atas wilayah tersebut.
Ra'am menekankan, seluruh Masjid Al Aqsa di area seluas 144 dunam (seluruh area Temple Mount) adalah hak eksklusif umat Islam dan tempat yang hanya dimiliki oleh mereka.
Karena itu, menentang atau membobol situs tersebut oleh menteri atau elemen ekstremis lainnya adalah hal yang tidak dapat dibenarkan. Perilaku tersebut karena dapat menyeret negara dan kawasan ke dalam keadaan yang kacau dan tidak stabil.
Partai tersebut juga menyerukan masyarakat Muslim di Israel dan Yerusalem untuk terus mendaki dan berdoa di Masjid Al Aqsa. Mereka memuji kegiatan Asosiasi Al Aqsa dan gerakan Islam yang membantu mengangkut umat Islam ke tempat tersebut.
Pesan senada juga disampaikan MK Ahmed Tibi (Ta'al), dalam sebuah wawancara dengan Galei Tzahal (Radio Angkatan Darat). "Ini adalah masjid Muslim. Titik. Ini adalah masjid untuk umat Islam. Titik. Dan ada doa untuk umat Islam. Titik. Apakah Anda ingin perang besar?" katanya.
Melihat opini publik, tidak akan pernah ada yang menerima pembobolan Menteri Keamanan Dalam Negeri atau upaya untuk mengubah status quo atau sholat Yahudi di Masjid Al-Aqsa.
Sumber:
https://www.israelnationalnews.com/news/365386