REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Pemerintah Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah, mendanai penataan lahan Rp5 miliar, untuk membangun tempat ibadah Masjid Gedhe dengan kapasitas ribuan jamaah dan memiliki bangunan karakteristik budaya Jawa, di Jalan Pandanaran Sunggingan Desa Kiringan yang bakal menjadi ikon baru daerah itu.
Pembangunan Masjid Gedhe yang dimulai pada awal tahun 2023 ini, ditandai dengan acara peletakan batu pertama oleh Bupati Boyolali M Said Hidayat didampingi Wakil Bupati Wahyu Irawan, pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) setempat dan tokoh masyarakat selaku inisiator, Seno Kusumoarjo, di Sunggingan, Desa Kiringan Boyolali, Senin.
Menurut Bupati Boyolali M Said Hidayat, pembangunan Masjid Gedhe bakal menjadi ikon baru daerahnya itu, karena struktur bangunan tetap menjaga karakteristik nilai-nilai tradisi budaya Jawa. Bangunan masjid dengan konsep joglo khas budaya Jawa.
Masjid Gedhe pembangunannya dengan konsep tradisional yang indah sekaligus melestarikan budaya Jawa untuk generasi penerus di Boyolali. Masjid Gedhe dibangun di lahan seluas total sekitar 1,1 hektare itu, baik untuk inti bangunan masjid, serambi dan lahan parkir.
"Masjid Gedhe di Boyolali nanti mampu menampung sekitar 2.600 orang dan ditargetkan bisa selesai tahun ini, atau 2023," kata M Said.
Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali Masruri selaku ketua panitia pembangunan mengatakan, Masjid Gedhe di Sunggingan Boyolali digagas oleh tokoh masyarakat setempat, Seno Kusumoarjo. Awalnya akan dibangun sebuah mal, tetapi kemudian sesuai kesepakatan dibangun masjid yang menjadi ikon Boyolali.
"Kami dari APBD Boyolali hanya menyiapkan penataan lahan senilai Rp5 miliar. Pembangunan Masjid Gedhe sudah disiapkan bahan kayu jati semua dan hanya melibatkan 21 orang panitia pembangunan," kata Masruri.
Pembangunan Masjid Gedhe dengan luas lahan sekitar 1,1 hektare yang terdiri total bangunan masjid 1.984 meter persegi yang mampu menampung sekitar 2.600 jamaah. Anggaran pembangunan masjid diperkirakan akan menghabiskan lebih dari Rp50 miliar.
"Bangunan masjid ini, konstruksinya semua kayu jati, dan di pinggir dindingnya nanti semua gebyok ukir dan sudah disiapkan semuanya," katanya.
Seno Kusumoarjo tokoh masyarakat Boyolali selaku inisiator pembangunan masjid mengatakan, pembangunan Masjid Gedhe di Sunggingan Boyolali ini, anggaran APBD hanya untuk menyiapkan penataan lahan sekitar Rp5 miliar. Soal pembangunan masjid tidak menggunakan anggaran APBD, tetapi dibangun secara gotong royong oleh masyarakat.
"Saya akan bertanggung jawab dalam pembangunan masjid itu, jika partisipasi masyarakat tidak seperti yang diharapkan. Karena, pembangunan masjid ini, membutuhkan anggaran yang besar," kata Seno.
Masjid Gedhe ini, dibangun dengan struktur tradisional konstruksi kayu jati sebanyak delapan tiang dengan panjang 8 meter dan diameter sekitar 50 hingga 60 centimeter, sehingga anggarannya sangat dinamis.
Boyolali belum memiliki masjid yang besar dengan kapasitas 2.600 orang. Masjid ini, akan memiliki bangunan karakteristik Jawa atau budaya khas Jawa. Setelah dibangun Masjid Gedhe ini, Boyolali akan memiliki ikon baru nanti dan menjadi kebanggaan warga di daerah ini.