REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Keamanan Nasional supremasi Yahudi Israel, Itamar Ben-Gvir mengumumkan pada Ahad (1/1/2023) bahwa pihaknya akan menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki akhir pekan ini.
Laporan media Israel mengatakan Ben-Gvir telah meminta polisi Israel untuk mengoordinasikan serangan ke Masjid al-Aqsa. Serangan ke tempat ibadah Muslim tersuci ketiga ini diharapkan Ben-Gvir bisa dilakukan pada Selasa dan Rabu depan.
Itamar Ben-Gvir adalah seorang pengacara Israel dan pemimpin partai sayap kanan Israel, Otzma Yehudit. Pria kelahiran 6 Mei 1976 ini dikenal karena membela para Yahudi radikal dalam pengadilan di Israel. Ia juga menyerukan pengusiran warga Arab di Israel yang tak setia dengan Israel.
Ben-Gvir adalah murid seorang rabi rasis Meir Kahane yang dilarang oleh parlemen. Partai Kach Kahane dicap sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat (AS) sebelum dia dibunuh di New York pada 1990. Sebelum menjadi pengacara dan terjun ke dunia politik, Ben-Gvir sempat dihukum karena pelanggaran, termasuk menghasut rasisme dan mendukung organisasi teroris.
Dilansir dari Wafa, Senin (2/1/2023), Ben-Gvir dilantik sebagai Menteri Keamanan Nasional Israel minggu lalu. Ia menjadi anggota kunci dari koalisi pemerintah paling rasis dan sayap kanan Israel yang pernah dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang sudah lama menjabat.
Ben-Gvir secara terbuka menganjurkan untuk membagi Masjid Al-Aqsa antara Muslim dan Yahudi, sebuah langkah yang kemungkinan akan mengobarkan situasi yang sudah tegang di wilayah pendudukan Israel.