Berjawi mengatakan kunjungannya membawa kegembiraan yang luar biasa. "Lebih dari 50 ribu penonton menghadiri pertandingan hebat melawan klub sepak bola Nejmeh. Pele hanya bermain selama 15 menit sebagai penjaga gawang, tetapi ketika dia pergi, Anda dapat mendengar stadion hanya menyanyikan satu kata 'PELE' jadi dia datang kembali dan menyelesaikan pertandingan," kenang Berjawi.
"Itu seperti mimpi yang menjadi kenyataan seminggu sebelum insiden malang yang menandai dimulainya perang saudara,” jelas Berjawi seperti dikutip dari Middle East Eye, Jumat (30/12/2022).
Produser Turki-Amerika menandatangani Pele
Pada awal 1975, dua bersaudara keturunan Turki-Amerika membantu membujuk Pele agar tidak pensiun. Ahmet dan Nesuhi Ertegun, eksekutif terkenal di Atlantic Records, mendirikan New York Cosmos pada tahun 1970.
Kakak beradik, yang lahir di Istanbul di wilayah kekaisaran Ottoman saat itu, pindah ke Washington DC pada 1935 setelah ayah mereka, Munir Ertegun, ditunjuk sebagai duta besar Turki untuk AS. Setelah karier yang sangat sukses sebagai produser rekaman, mereka memutuskan membentuk tim sepak bola dan berambisi mengontrak Pele.
Setelah beberapa upaya untuk memikat sang bintang, dengan bantuan Menteri Luar Negeri AS saat itu Henry Kissinger, Pele akhirnya menandatanganinya pada Juni 1975. Kehadirannya membantu merevolusi olahraga di Amerika, yang hingga saat itu kebanyakan menampilkan pemain amatir. Pele akhirnya pensiun untuk selamanya pada 1977, tetapi dia tetap menjadi duta besar dan tokoh komersial yang penting dalam sepak bola sepanjang sisa hidupnya.
Awal tahun ini, dia memberi selamat kepada tim wanita Arab Saudi atas kemenangan internasional pertamanya. Beberapa hari yang lalu, dia memuji Maroko setelah mereka menjadi tim Afrika pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia.
"Saya mengucapkan selamat kepada Maroko untuk kampanye yang luar biasa. Sangat menyenangkan melihat Afrika bersinar," tulisnya di Instagram.