REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ), atau yang lebih dikenal dengan nama Jakarta Islamic Centre (JIC), menggelar Konferensi Internasional. Konferensi ini mengangkat tema besar “The History of Science in Islam”.
Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta, Kiai Muhammad Subki, mengatakan acara tersebut terlaksana bekerja sama dengan Universitas Kirikkale dan IBTAV (İslam Bilim Tarihi Araştırmaları Vakfı) Turki / Yayasan Penelitian Ilmu Sejarah.
Lebih lanjut, ia menyebut kegiatan ini merupakan usaha JIC dalam menunaikan fungsinya sebagai salah satu lembaga keislaman di Indonesia, yang ingin terus mengembangkan sayapnya dalam unsur peradaban dan keilmuan.
Ia lantas menyebut ilmu pengetahuan sesungguhnya pernah berjaya dan dimiliki oleh ilmuan-ilmuan Islam. Ilmu kedokteran, astronomi perbintangan, hingga matematika bersumber dari ilmuwan Islam.
"Jadi adalah sebuah kewajaran kalau pada kesempatan ini Jakarta Islamic Centre ingin mengembalikan kejayaan itu dalam upaya-upaya programnya," ujarnya dalam keterangan yang didapat Republika, Kamis (22/12).
Atas dukungan semua pihak, khususnya para utusan dan tamu dari Turki, paling tidak ia menyebut langkah ini sudah mulai ditapaki oleh Jakarta Islamic Centre. Harapannya hal ini dapat memberikan manfaat yang besar, untuk perkembangan umat Islam di Jakarta dan seluruh Indonesia.
Kiai Subki merasa Jakarta Islamic Centre mendapatkan kebanggaan atas kehadiran tokoh-tokoh penting dari negara Turki. Kehormatan ini bukan saja untuk Jakarta Islamic Centre, tapi untuk pemerintah DKI Jakarta, bahkan pemerintah Indonesia.
"Semoga kerja sama ini terus berlanjut semakin baik dalam program-program keilmuan dan keislaman, mudah-mudahan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya," kata dia.
Kegiatan Konferensi Internasional tersebut juga terjalin atas kerjasama Universitas Kırıkkale (Türkiye) dan Jakarta Islamic Center (Indonesia). Kedua pihak bekerja sama dalam kegiatan pendidikan dan penelitian yang kooperatif, untuk kepentingan bersama kedua institusi.
Dalam MOU kerjasama tersebut menyatakan kedua pihak bersama-sama mengembangkan program pendidikan dan penelitian kooperatif, baik untuk staf dan mahasiswa dari kedua institusi dalam kerangka perjanjian ini.
Kegiatan kerja sama yang termasuk dalam perjanjian ini dapat mencakup pertukaran staf dan mahasiswa, kesempatan belajar di luar negeri, program penelitian kolaboratif, seminar dan lokakarya, serta program layanan.
Acara yang dihadiri dihadiri oleh putra Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, Bilal Erdogan, ini secara langsung dibuka oleh Kepala Biro Dikmental Pemprov DKI Jakarta, Gunas Mahdianto.