REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menentukan susunan anggota yang berlaku untuk masa bakti 2022-2027. Kepengurusan baru Muhamamdiyah ini diharapkan bisa membuat persyarikatan Muhamamdiyah bergerak lebih cepat dan gesit.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti mengatakan, dalam kepengurusan yang baru ini pihaknya juga melakukan penambahan anggota dan pembidangan untuk periode lima tahun ke depan. Hal itu ditetapkan secara mufakat dan bulat melalui sidang pleno.
“Pembidangan dan penambahan anggota PP Muhammadiyah ditetapkan berdasarkan usulan Muktamar ke-48, program PP Muhammadiyah, kompetensi, integritas, dan kaderisasi,” ujar Abdul Mu’ti dalam keterangan yang diterima Republika, Sabtu (17/12/2022).
Adapun para anggota tambahan yang dimaksud terdiri atas lima tokoh yang dikenal luas, khususnya di lingkungan Persyarikatan. Kelimanya adalah Muhammad Sayuti PhD, Muhammad Izzul Muslimin, Haji Marpuji Ali, dr Agus Taufiqurrahman, dan Dr Apt Salmah Orbayinah. Sosok yang tersebut akhir itu merupakan ex-officio Ketua Umum PP ‘Aisyiyah periode 2022-2027.
Muhammad Sayuti bersyukur bisa dipercaya sebagai Sekretaris PP Muhammadiyah dalam kepengurusan yang baru ini. Menurut dia, penambahan lima orang tersebut untuk memperkuat jajaran 13 tokoh Muhammadiyah yang terpilih pada Muktamar Muhamamdiyah ke-48 di Surakarta pada November lalu.
“Tentu ini penting untuk bersama bapak-bapak yang 13 yang lain itu untuk mempercepat memberikan dinamika yang lebih bagi jalannya persyarikatan,” ujar Sayuti saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (18/12/2022).
Menurut dia, pengurus Muhammadiyah generasi 60-an atau 70-an tentu mempunyai pikiran yang sesuai dengan zamannya. Kemudian, generasi yang di bawahnya juga memiliki perspektif atau cara kerja yang berbeda dengan generasi yang lebih senior tersebut.
Dia mengatakan, perpaduan generasi muda dan generasi tua dalam kepengurusan baru Muhammadiyah ini tentu sangat bagus bagi persyarikatan. Apalagi, menurut dia, dinamika kependudukan Indonesia ke depan akan didominasi kaum muda.
“Sehingga agar persyarikatan itu kompatibel dengan tuntutan zaman, ya kombinasi berbagai generasi itu sangat pentin. Jadi, kombinasi itu saya kira perlu dan nanti di majelis-majelis sudah kita dorong generasi-generasi yang lebih muda masuk,” ucap Dekan FKIP UAD Yogyakarta ini.
Sebagai organisasi yang berkemajuan, Muhammadiyah melayani semua golongan dan semua kelompok usia. Setelah masuk ke pengurusan baru ini, Sayuti pun merasa tertantang untuk membuat organisasi Muhammadiyah berkembang lebih cepat.
“Tentu kami merasa mendaoat tantangan ini mas, apakah masuknya generasi yang lebih muda ini bisa berlari lebih kencang atau malah seperti yang sepuh-sepuh yang jalannya lambat,” katanya.
“Dan tentu saya juga minta doa dan dukungan umat Islam, bangsa Indonesia agar Muhammadiyah bisa memberikan kontribusi yang maksimal bagi Indonesia dan bagi dunia tentunya,” imbuhnya.
Sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah tentu memiliki bidang kerja yang sangat banyak. Karena itu, dia berharap 18 orang yang masuk dalam kepengurusan baru Muhammadiyah ini bisa menyelesaikan berbagai persoalan di tengah masyarakat.
“Jadi sangat banyak, sehingga diharapkan komposisi 18 itu mendekati kompleksitas problem yang ada di masyarakat, isu-isu, bidang-bidang yang menjadi kepentingan dakwah Muhammadiyah di masyarakat,” jelas Sayuti.
Dalam kepengurusan Muhammadiyah ini, sekretaris PP Muhamamdiyah sendiri ada dua, yaitu M Izzul Muslimin dan Muhamamd Sayuti. Izzul Muslimin nanti akan fokus di Jakarta, sedangkan Sayuti di Yogyakarta.
“Kira-kira kami bagian internal. Saya sendiri lebih suka untuk fokus bagaimana secara organisasi Muhammadiyah lebih gesit, lebih tertata manajemennya. Tentu dalam konteks nanti mewakili Mas Mukti untuk memperkuat bagaimana secara organisasi ini terus belajar,” kata pria yang memperoleh gelar doktoralnya di The University of Newcastle ini.