Kamis 15 Dec 2022 21:51 WIB

Ribuan Penggemar Bacakan Syahadat di Pertandingan Maroko Vs Prancis

Mereka menyindir Presiden Prancis Emmanuel Macron yang hadir dalam laga tersebut.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Reaksi Antoine Griezmann (Tengah) dari Prancis dan Jawad El Yamiq dari Maroko setelah semifinal Piala Dunia FIFA 2022 antara Prancis dan Maroko di Stadion Al Bayt di Al Khor, Qatar, Kamis (15/12) dini hari WIB. Ribuan Penggemar Bacakan Syahadat di Pertandingan Maroko Vs Prancis
Foto:

Islamofobia di Prancis

Prancis telah lama menghadapi pengawasan internasional atas sentimen anti-Arab dan Islamofobia di kalangan politisi dan tokoh masyarakatnya. Presiden Prancis Macron sendiri mengklaim bahwa Islam adalah agama dalam krisis dan telah memimpin undang-undang anti-separatisme Paris yang kontroversial, yang menurut kelompok hak asasi manusia telah digunakan untuk menargetkan minoritas, terutama Muslim. Karena aturan itu, puluhan masjid Prancis telah digerebek dan ditutup.

Macron juga dengan gigih membela karikatur xenofobia yang diproduksi oleh media Prancis, dengan mengatakan Prancis tidak akan menyerah pada kartun.

Menjelang Piala Dunia, orang Arab kembali menjadi sasaran media Prancis, dengan sebuah berkas yang diterbitkan oleh sebuah surat kabar kontroversial yang membidik Qatar Pengguna media sosial menyebut surat kabar Prancis Le Canard Enchaîné karena rasisme dan Islamofobia yang kurang ajar setelah menerbitkan karikatur yang menggambarkan orang Arab dalam seragam sepak bola sebagai teroris.

Gambar serupa telah terlihat sebelumnya di majalah satir Prancis Charlie Hebdo, yang mengolok-olok Nabi Muhammad, menggambarkan seorang menteri Prancis berkulit hitam sebagai monyet dan mengejek kematian balita Suriah Aylan Kurdi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement