REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Kelompok Muslim Kanada menyuarakan keprihatinan atas serangan terhadap seorang imam yang diduga diserang saat melaksanakan ibadah shalat Subuh di Toronto. Seorang penyusup memasuki masjid dan mengganggu shalat Subuh dengan menyerang imam.
Saat hendak menyerang imam, dua jamaah dengan cepat menahan penyusup tersebut dan menghubungi 911. Komunitas Muslim setempat mengutuk serangan itu dan meminta polisi untuk segera membuka penyelidikan.
"Hati kami sangat terganggu dan kami tahu banyak komunitas kami yang sangat prihatin setelah insiden terjadi pagi ini," bunyi pernyataan resmi dari komunitas Muslim setempat, dilansir Middle East Eye, Rabu (14/12/2022).
Islamic Foundation of Toronto menyampaikan tidak ada informasi yang cukup untuk mengetahui apa motivasi serangan itu. "Kami memahami ini adalah waktu yang sulit dan menakutkan bagi komunitas kami. Namun, kami harus menekankan kami tidak memiliki cukup informasi untuk menilai apa yang menyebabkan insiden ini," kata Islamic Center.
Polisi Toronto sedang menyelidiki masalah ini dan belum menuntut individu tersebut. Polisi mengatakan di Twitter bahwa mereka menyelidiki semua potensi kejahatan rasial sepenuhnya dan jika tuduhan diajukan, itu akan memberikan pembaruan untuk kasus tersebut.
Imam masjid tersebut, Yusuf Badat dan banyak jamaah lainnya merasa trauma dan khawatir setelah kejadian itu. "Saya berdoa agar tidak ada individu atau komunitas yang mengalami kejadian mengerikan yang dialami oleh jamaah dan saya sendiri pagi ini," katanya.
Dewan Nasional Muslim Kanada dan Dewan Imam Kanada (CCI) juga menyatakan keprihatinan mereka atas insiden tersebut. "Keberanian jamaah untuk mencegah meluasnya insiden buruk ini sungguh luar biasa dan CCI sangat mendorong seluruh jamaah untuk terus meningkatkan kewaspadaannya," demikian pernyataan CCI.
Para ahli di Kanada sebelumnya mengatakan, Kanada telah memperlihatkan puluhan tahun retorika anti-Muslim baik dari politisi maupun media. Serangan Islamofobia dan anti-Muslim juga meningkat dalam beberapa tahun terakhir, yang paling terkenal adalah penembakan massal di masjid Kota Quebec pada 2017, di mana seorang pria kulit putih Kanada menembak dan membunuh enam orang.
Sebuah laporan yang dirilis pada Agustus lalu dari Statistics Canada menemukan kejahatan rasial terhadap komunitas Muslim di seluruh negeri meningkat sebesar 71 persen pada 2021.
Studi pemerintah menemukan, jumlah serangan yang tercatat terhadap Muslim naik dari 84 insiden pada 2020 menjadi 144 pada 2021. Lonjakan serangan mengikuti penurunan dari tahun sebelumnya, karena pada 2019 ada total 182 insiden yang dilaporkan menargetkan Muslim.
Sebuah studi baru-baru ini pada Oktober 2022 melacak jaringan yang menjajakan Islamofobia di seluruh Kanada selama empat tahun terakhir. Laporan setebal 240 halaman itu menguraikan ekosistem yang terdiri dari outlet media, pemberi pengaruh Islamofobia, kelompok nasionalis kulit putih, kelompok pro-Israel sayap kanan pinggiran, ahli keamanan, lembaga think tank, dan para donor yang mendanai kampanye mereka.