REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Allah menciptakan alam semesta ini merupakan rahmat dan kasih sayang kepada makhluk-Nya. Di dalam alam semesta yang luas ini, Allah menebarkan triliunan ilmu dan deretan hikmah atas fenomena alam.
Salah satu fenomena alam yang kerap menyedot perhatian manusia adalah tentang gunung api dan juga lempeng bumi. Bagaimana kiranya pergerakan lempeng bumi itu? Dan benarkah gunung juga bergerak? Apa hikmah di balik itu semua?
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan menjelaskan, pergerakan lempeng bumi terbagi menjadi dua, yakni gerakan horizontal dan vertikal. Pulau Jawa dan Pulau Sumatera berada pada jalur pertemuan dua lempeng, yakni lempeng dari Australia dan lempeng Eurasia.
"Dua pertemuan ini akan bergerak horizontal sebetulnya. Nah itu kan memberikan tekanan di bawah pulau karena dua lempeng ini," kata Hendra saat dihubungi Republika, Selasa (6/12/2022).
Dia melanjutkan, ada pula gesekan panas di pertemuan dua lempeng tersebut. Yang mana hal itu menjadikan yang di bawahnya panas sehingga menimbulkan gerak vertikal dari meterial-material panas. Hal itulah yang menjadi gunung api.
Dia menjelaskan pada hakikatnya pergerakan gunung memang ada dan relatif lambat. Pergerakannya 7 cm per tahun dan di setiap wilayah, pergerakan-pergerakan itu saling berbeda. Hendra menekankan, meski pergerakan itu sangatlah kecil, namun sejatinya itu memberikan dampak yang luar biasa.
"Kalau dilihat dari perubahan kan kecil, karena cuma cm per tahun. Tapi dampaknya bisa kita rasakan setiap saat oleh. Misalnya gunung meletus, gempa bumi. Itu karena ada tekanan di bawah," ujar Hendra.