Ahad 11 Dec 2022 10:55 WIB

Hidayah Datang untuk si Pembunuh Ketika Hendak Menyerang Nabi Muhammad SAW

Kafir Quraisy Umair bin Wahab bersyahadat ketika hendak menyerang Nabi Muhammad SAW

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi sahabat Nabi Muhammad SAW. Kafir Quraisy Umair bin Wahab bersyahadat ketika hendak menyerang Nabi Muhammad SAW
Foto:

Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, tibalah Umair di Madinah. Tanpa menunggu lama, dirinya langsung mencapai sekitaran Masjid Nabawi. Pada Subuh itu, ia hendak mencegat Rasulullah SAW begitu waktu shalat usai. 

Tiba-tiba, Umar bin Khattab melihatnya yang sedang bersembunyi di balik rimbunnya pohon kurma. “Tangkap anjing ini!” teriak sahabat yang bergelar al-Faruq itu. Seketika, kaum Muslimin mengepung Umair. Kafir Quraisy itu tidak berkutik. 

Dalam keadaan terikat, Umair diseret ke hadapan Nabi Muhammad SAW, tidak jauh dari halaman Masjid Nabawi. Begitu melihat keadaannya, Rasulullah SAW menyuruh Umar untuk melepaskan seluruh ikatan tali dari tangan, kaki, dan mulut lelaki musyrik tersebut. 

Kemudian, dengan lemah lembut beliau mengajak Umair untuk berbicara. “Apa maksud kedatanganmu kemari?” tanya Nabi Muhammad SAW. 

“'Im Shabahan, ya Muhammad! Saya datang untuk membebaskan putra saya,” kata Umair.

“Allah telah memuliakan kami dengan ucapan salam yang lebih mulia dari itu ('im shabahan), yaitu ucapan salam para ahli surga,” ujar Rasul SAW, “Kakanlah, wahai Umair, apa maksud kedatanganmu kemari?” 

“Aku datang untuk putraku yang ditawan, perlakukanlah dia dengan baik,” jawabnya lagi.

Untuk ketiga kalinya, Nabi Muhammad SAW mengulangi pertanyaannya. Jawaban yang beliau terima pun tetap sama. Maka beliau menunjuk pedang yang dibawa Umair. Untuk apa benda ini engkau bawa? Semoga Allah hinakan pedang ini. “Apa ada hal lain yang Anda inginkan dari kami?” kata Umair dengan ketus.

“Wahai, Umair. Sungguh engkau telah mengikat janji dengan Shafwan bin Umayyah di dekat Kabah untuk datang ke Madinah dengan membawa pedang hendak membunuhku. Ia bersedia melunasi utang-utangmu dan memberikan bayaran yang tinggi ke padamu. Akan tetapi, Allah menjagaku dari kejahatan manusia dan engkau tidak akan mampu membunuhku,” kata Rasulullah SAW, membongkar kedok lelaki Quraisy tersebut.

Baca juga: Pernah Benci Islam hingga Pukul Seorang Muslim, Mualaf Eduardo Akhirnya Bersyahadat

Betapa terkejutnya Umair. Ia yakin sekali, tidak ada yang mengetahui kesepakatannya dengan Shafwan selain dirinya dan bangsawan Quraisy tersebut. Tidak ada siapa pun selain mereka berdua di dekat Kabah pada pagi yang agak gelap itu. 

Ia pun menunduk di hadapan Rasulullah SAW. Sesaat kemudian, Umair berkata, “Ya Rasulullah, dahulu kami mencacimu dan tidak memercayai wahyu Illahi yang turun kepadamu. Namun, engkau mengetahui ceritaku dengan Shafwan bin Umayyah, padahal kesepakatan itu hanya diketahui oleh kami berdua. Demi Allah, sungguh aku yakin bahwa Allahlah yang telah menyampaikannya kepada mu. Maka dengarkanlah persaksianku ini,” ujarnya.

Umair lantas mengucapkan dua kalimat syahadat. “Sejak itu, dirinya menjadi seorang Muslim. Segala puji bagi Allah yang telah membawaku kepadamu sehingga Dia membimbingku kepada Islam,” katanya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement