Melihat pendudukan militer Israel secara langsung, permukiman Israel, dan bagaimana orang Palestina tidak diizinkan mengemudi di jalan tertentu dan memasuki beberapa bagian tanah mereka, Near meninggalkan negara itu dengan perasaan ‘rasa ketidakadilan yang mengerikan’. Near pergi ke Walled Off Hotel di Bethlehem, yang dimiliki oleh seniman grafiti Banksy dan didirikan untuk menarik perhatian pada pemandangan terburuk di dunia, yaitu tembok pemisah Israel yang luas yang mencegah warga Palestina bebas meninggalkan atau memasuki Bethlehem.
“Saya bertanya pada diri sendiri mengapa orang-orang tidak melakukan apa-apa, mengapa tidak ada yang marah?” katanya.
Near bersemangat untuk terus menyerukan pembebasan Palestina. Dia menganggap telah memulai tren terkait hal itu, tepat pada ajang besar, Piala Dunia 2022.
Selama bertahun-tahun, katanya, dia telah melihat penggemar di Inggris berubah secara dramatis, dari menggunakan kata-P rasialis terhadap komunitas Asia-Inggris 20 tahun lalu, hingga membuat penggemar meneriakkan ‘bebaskan Palestina’.
“Saya bangga untuk mengatakan 'bebaskan Palestina', dan saya harap semua penggemar Inggris akan bergabung dengan saya dalam mengucapkan Falasteen hurra,” kata Near.
Faktanya, Near bukan satu-satunya penggemar Inggris yang menjadi viral dengan seruan untuk membebaskan Palestina. Harry Hatton (23 tahun) yang tinggal di Dubai mengatakan hal yang persis sama saat wawancara dengan TV Israel. Near percaya dia mungkin secara tidak sengaja memulai tren. “Mungkinkah ini awal dari sesuatu? Apakah ini tren sekarang?” Dia bertanya. “Apakah kita akan melihat di akhir setiap pertandingan para penggemar Inggris meraih mikrofon dan meneriakkan 'bebaskan Palestina'? Saya harap begitu,” tuturnya.
WATCH: A viral video from an Israeli live broadcast showed English fans being asked whether they believe the World Cup is "coming home", before one of the fans shouted "Free Palestine!" at the camera to the dismay of the reporter. pic.twitter.com/2Z02fFUSNN
— Middle East Eye (@MiddleEastEye) December 5, 2022