REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hidup adalah rangkaian momen di mana kita bisa tertawa, menangis, bosan, jenuh, lelah, merasa rendah, merasa tinggi, asam, manis, berat, dan ringan. Dari berbagai kondisi itu, ada titik-titik ekstrem di saat-saat kelam yang mungkin saja dapat menjerumuskan kita ke dalam kesedihan dan kekhawatiran.
Pada saat-saat inilah, umumnya orang percaya harus berusaha menjalin hubungan dengan Tuhan. Sejatinya, hubungan dengan Tuhan harus terus terjalin dalam setiap momen apapun. Baik ketika kita bergembira maupun sedih, kita tidak boleh lupa itu adalah berkah dari Tuhan.
“Dan boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui tetapi kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah ayat 216).
Menurut penulis dan aktivis kebudayaan Islam, Aisha Stacey, ada tiga senjata penting yang harus dilakukan manusia ketika menghadapi kesedihan dan kekhawatiran. Tiga senjata ini adalah kesabaran, rasa syukur, dan kepercayaan.
“Tuhan tidak meninggalkan kita dalam menghadapi cobaan yang kita hadapi di dunia ini. Dia telah melengkapi kita dengan senjata ampuh. Tiga yang terpenting adalah sabar, syukur, dan tawakal,” kata Aisha, dikutip dari About Islam, Rabu (7/12/2022).
Ulama besar Islam abad ke-14 M, Ibn al Qayyim mengatakan kebahagiaan kita di dunia ini dan keselamatan kita di akhirat bergantung pada kesabaran. “Sesungguhnya! Aku telah membalas mereka pada hari ini atas kesabaran mereka; sesungguhnya merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS Al Mu’minun ayat 111).