Kamis 03 Nov 2022 12:33 WIB

Pimpinan Muhammadiyah Tegaskan tidak Pernah Ingin Ubah Landasan Negara

Muhammadiyah selalu menyampaikan pesan damai.

Forum R20 dihelat di Bali pada Rabu-Kamis, 2-3 November 2022. Hadir saat pembukaan, Sekjen Liga Muslim Dunia, Syekh Mohammad bin Abdul Karim Al-Issa, Rais Aam PBNU, KH. Miftachul Akhyar, dan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf. Hadir pula mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, Menkopolhukam, Mahfud MD, Menko PMK, Muhadjir Effendy, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri BUMN, Erick Thohir. Pimpinan Muhammadiyah Tegaskan tidak Pernah Ingin Ubah Landasan Negara
Foto: istimewa
Forum R20 dihelat di Bali pada Rabu-Kamis, 2-3 November 2022. Hadir saat pembukaan, Sekjen Liga Muslim Dunia, Syekh Mohammad bin Abdul Karim Al-Issa, Rais Aam PBNU, KH. Miftachul Akhyar, dan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf. Hadir pula mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, Menkopolhukam, Mahfud MD, Menko PMK, Muhadjir Effendy, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri BUMN, Erick Thohir. Pimpinan Muhammadiyah Tegaskan tidak Pernah Ingin Ubah Landasan Negara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kiai Haji Imam Addaruqutni, salah satu pimpinan Muhammadiyah, menegaskan Muhammadiyah tidak pernah ingin mengubah landasan negara sehingga perlu perbaiki kesalahpahaman.

"Muhammadiyah sebagai pendiri negara ini tidak pernah ingin mengubah landasan negara," ucap Imam Addaruqutni dalam Plenary Session 4 G20 Religion Forum (R20) di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (3/11/2022).

Baca Juga

Imam Addaruqtni mengatakan bahwa Muhammadiyah sebagai perwakilan Islam berkemajuan selalu menyampaikan pesan damai. Sudah sejak lama Muhammadiyah mencoba mempromosikan nilai-nilai moral dan akhlak, termasuk pendidikan.

"Hubungannya dengan sistem dan pendidikan. Muhammadiyah juga deklarasikan keterdesakan untuk promosikan kemajuan Islam," kata Imam.

Saat ini, kata Imam, ia berurusan dengan eksternal yang dipengaruhi keyakinan eksternal. Berurusan dengan kondisi-kondisi yang berhubungan dengan peradaban manusia yang dipraktikkan berlebihan sesuai dengan kehidupan demokrasi, misalnya di Irak dan Suriah.

Menurut Imam, di titik-titik tertentu ada kelompok jadi radikal yang ingin mengganti sistem negara Indonesia. "Kita perlu perbaiki kesalahpahaman," ucapnya.

Muhammadiyah, lanjut Imam, memiliki 200 universitas yang mengakomodasi lebih dari 1.000 mahasiswa nonmuslim. Bahkan, di Nusa Tenggara Timur, misalnya, ada Universitas Muhammadiyah yang disebut Christian Muhammadiyah University karena banyak mahasiswa non-Muslim di situ.

Forum Agama G20 atau R20 digelar PBNU bersama Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL) di Nusa Dua, Bali, pada tanggal 2?3 November 2022. Ada 338 partisipan yang terkonfirmasi hadir pada perhelatan R20. Mereka berasal dari 32 negara. Sebanyak 124 berasal dari luar negeri. Forum tersebut menghadirkan 45 pembicara dari lima benua.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement