REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Syarikat Islam Indonesia meminta umat Islam untuk selalu menjaga nilai-nilai persatuan dan kesatuan guna menciptakan kondisi sosial dan politik yang stabil di Indonesia.
Presiden Lajnah Tanfidziyah (LT) Syarikat Islam Indonesia, Muflich Chalif Ibrahim, mengatakan umat Islam harus lebih dulu menjadi faktor pemersatu dan perekat, karena bila umat Islam kuat dan solid bisa memudahkan mempersatukan seluruh masyarakat sebangsa dan se-Tanah Air.
"Saya yakin selama Syarikat Islam Indonesia masih ada di bumi Nusantara ini, selama itu pula Indonesia akan tetap jaya dan lestari berkesinambungan," ujarnya dalam Kongres Nasional ke-39 Syarikat Islam Indonesia yang digelar di Asrama Haji, Jakarta Timur, Jumat (28/10/2022).
Muflich menuturkan dengan tauhid yang bersih, persatuan mudah untuk dilakukan dalam berbagai situasi.
Tauhid juga dapat membentengi diri umat dari berbagai aksi yang tidak baik, seperti korupsi, penimbunan barang kebutuhan pokok, penyalahgunaan anggaran, penyelewengan jabatan.
Menurutnya, sebersih-bersihnya tauhid tidak akan membuat umat menghalalkan berbagai cara untuk mencapai apa yang dicita-citakan.
Selain berbicara tentang persatuan dan tauhid, Muflich juga menyampaikan tentang ilmu yang tinggi tidak akan membuat umat mudah untuk ditipu daya dan tidak akan mudah dipecah belah maupun diadu domba.
"Dengan ilmu kita diajarkan untuk jujur, dengan ilmu kita tidak akan menyebarkan berita-berita bohong dan hoaks, tidak akan melakukan dugaan-dugaan," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan Syarikat Islam berkomitmen menyukseskan penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) 2024 dengan meminta kadernya agar tetap tenang dan tidak grasah-grusuh dalam menghadapi tahun politik tersebut.
Muflich mengatakan pihaknya menunggu tuntunan amaliah di dalam pesta demokrasi tersebut. "Kita tidak cukup hanya menyukseskan penyelenggaraan Pemilu agar berjalan dengan baik dan benar, kita harus menjadikan kontestasi 2024 sebagai ladang jihad fisabilillah bagi Syarikat Islam Indonesia," ujarnya.
Muflich meminta seluruh kader maupun anggota Syarikat Islam Indonesia di seluruh daerah untuk tidak melakukan golongan putih (golput) atau abstensi, karena memberikan suara dalam politik adalah bagian dari proses demokrasi.
Menurutnya, jelang masuk tahun politik yang panas, Syarikat Islam Indonesia akan tetap fokus dalam mendinginkan suasana agar tidak muncul gejolak-gejolak sosial di masyarakat.
"(Pemilu) bukan menang atau kalah, kadang yang kita usung kalah, tapi kita tidak usah kecewa, tapi bagaimana kita mengikuti proses tahapan ini dengan baik dan benar, itu adalah kemenangan bagi kita," kata Muflich.
Syarikat Islam Indonesia merupakan organisasi massa tertua yang berdiri sejak era kolonialisme yang didirikan Samanhudi pada 16 Oktober 1905.
Nama pertama organisasi ini adalah Sarekat Dagang Islam (SDA) yang didirikan sebagai wadah perkumpulan dan pergerakan bagi para pedagang Muslim pribumi guna menandingi monopoli pedagang Tionghoa kala itu.
Syarikat Islam Indonesia sempat menjadi partai politik, namun sejak 2003 organisasi ini menjadi organisasi masyarakat dan bertahan hingga sekarang.