REPUBLIKA.CO.ID, COPENHAGEN -- Sebuah daftar baru yang aneh muncul di Denmark untuk mengkategorikan Muslim, berdasarkan negara asal mereka. Hal ini menjadi inti dari apa yang oleh para kritikus sebut sebagai upaya untuk lebih mendiskriminasi komunitas.
Dua tahun lalu, mantan Menteri Imigrasi dan Integrasi Denmark Mattias Tesfaye ingin mengetahui apakah ada hubungan antara asal latar belakang orang dan bagaimana mereka muncul dalam statistik kejahatan dan ketenagakerjaan kementerian. Hal ini menyebabkan Tesfaye mengawasi pembuatan ukuran statistik baru dan tidak biasa, MENAPT atau MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara), Pakistan dan Türkiye.
Klasifikasi ini berbeda dari klasifikasi untuk negara-negara non-Barat yang sudah digunakan oleh Statistik Denmark. Otoritas pusat ditugaskan untuk mengumpulkan, menyusun dan menerbitkan statistik tentang masyarakat Denmark.
MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara) merupakan sebuah instilah kontroversial dan konstruksi Eropa, yang bertujuan menyatukan negara-negara berpenduduk puluhan juta dalam kelompok tersendiri, untuk kebutuhan kebijakan luar negeri mereka sendiri.
Istilah MENA juga dipandang sebagai warisan kolonial, karena Kantor British India-lah yang pertama kali menciptakan istilah 'Timur Tengah' pada 1850-an. Kemudian ini dipopulerkan oleh Alfred Thayer Mahan, seorang advokat terkenal kekuatan angkatan laut Amerika.