REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Jembatan Persahabatan Bangladesh-China ke-8 telah resmi dibuka untuk lalu lintas pada 4 September lalu. Jembatan yang dibangun dengan dana pemerintah China tersebut menggabungkan desain kubah bergaya Islam dan simpul China.
Wakil manajer proyek tersebut, Weng Changmin mengatakan, membutuhkan waktu lebih dari empat tahun untuk membangun jembatan. Struktur jembatan disebut merupakan bukti persahabatan antara China dan Bangladesh. Dia mengatakan, desain jembatan menggabungkan kubah bergaya Islam dan simpul China. Hal itu disebut mencerminkan ikatan antara China dan Bangladesh serta budaya dari dua tempat.
Jembatan sepanjang 2,96 kilometer, yang secara resmi dikenal sebagai Bangmata Begum Fazilatun Necha Mujib 8th Bangladesh China-Friendship Bridge, melintasi Sungai Kocha di distrik Pirojpur, 185 kilometer barat daya ibu kota Dhaka. Ini telah menjadi hotspot wisata yang tak terduga di wilayah tersebut.
"Saya datang untuk melihat Jembatan Persahabatan Bangladesh-China ke-8," kata pengunjung Nasreen Jahan Mukta dilansir dari laman News of China pada Kamis (13/10/2022).
"Ini sangat indah. Orang-orang di wilayah Bangladesh selatan mendapat banyak manfaat dari jembatan itu. China selalu menjadi teman dan mudah-mudahan akan tetap menjadi teman Bangladesh. Terima kasih banyak untuk mereka," lanjutnya.
Pengunjung lain, Shahnewaz Khan mengatakan, gerbang dan pagar di kedua sisi jembatan dibuat dengan pola yang mirip dengan desain masjid Muslim dan begitu indah.
"Terima kasih banyak kepada pemerintah Bangladesh dan pemerintah China untuk ini," katanya, seraya mencatat bahwa jembatan itu telah mengakhiri layanan feri berbahaya lainnya di wilayah tersebut.
Turis lain, Saiful Islam, berbicara tentang betapa sulitnya menyeberangi sungai sebelumnya. "Kami mengalami banyak kesulitan saat pergi ke sisi lain. Sekarang ada jembatan, kami bisa datang dan pergi dari Pirojpur ke Kaukhali tanpa kesulitan. Dan kami tidak perlu menunggu feri," kata dia.
Adapun delapan jembatan persahabatan Bangladesh-China telah dibangun dengan bantuan China di seluruh Bangladesh sejak 1980-an. Di samping itu, warisan arsitektur di seluruh dunia Islam begitu kaya, dan Bangladesh, sebagai negara mayoritas Muslim, tidak terkecuali. Ada banyak bangunan Islam ikonik termasuk masjid, istana, makam dan benteng di Bangladesh.