REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indone sia (MUI) KH Ahmad Zubaidi mengatakan, Simthud Duror ataupun kitab-kitab maulid lainnya adalah salah satu media yang sangat penting untuk mengenal Rasulullah SAW. Ketika seorang Muslim telah mengenal Rasulullah maka akan tertanam kuat kecintaan kepada Sang Nabi sehingga berujung pada ketaatan.
"Maulid itu kan tujuannya untuk menambah kecintaan kepada Rasul dan kita mengenalnya lebih dalam lagi sehingga bisa totalitas meneladaninya. Dalam rangka mengenal itu, kita perlu membaca kitab-kitab yang memuat riwayat tentang sejarah Rasulullah SAW. Baik itu kitab sirah yang dituangkan secara naratif maupun kitab-kitab yang penuangannya menggunakan nadzam (syair)," kata Kiai Zubaidi.
Maulid Simthud Duror atau disebut juga Maulid al-Habsyi karya Habib Ali bin Muhammad bin Husein al-Habsyi merupakan salah satu kitab maulid yang populer dibaca oleh umat Muslim di Indonesia. Kitab ini memuat shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, pujian terhadap sosok Nabi Muhammad SAW dan juga berisi sejarah Nabi Muhammad SAW serta doa. Syair-syair yang digunakan Habib Ali dalam kitab Maulid Simthud Duror ter susun dengan indah dan mendalam namun dapat dengan mudah dimengerti pembacanya.
Kitab ini dibuka dengan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai makhluk termulia, makhluk yang terindah dalam ucapannya dan terjujur. Dalam pembukaan Simtud Duror, Habib Ali al-Habsyi juga menuliskan bahwa Allah mengutus makhluk-Nya yang paling mulia, hamba-Nya yang paling agung, yakni Nabi Muhammad SAW karena rahmat Allah SWT. Disebutkan bahwa pancaran kemuliaan Nabi Muhammad tersebar baik di alam nyata maupun gaib. Alam semesta menjadi harum ka rena kehadiran Rasulullah.
Nabi Muhammad adalah hamba yang Allah utus kepada penghuni seluruh alam untuk menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Disebutkan juga bahwa silsilah Rasulullah adalah orang-orang mulia yang Allah berikan kesempurnaan nikmat.