REPUBLIKA.CO.ID,NTT -- Muhammadiyah terus membangun masyarakat di daerah tertinggal, terluar dan terdepan. Kali ini, diwujudkan lewat program air bersih yang dilakukan di Desa Tliu, Kecamatan Amanuban, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Ketua Majelis Pembinaan Masyarakat MPM PP Muhammadiyah, Nurul Yamin mengatakan, program air bersih di Desa Tliu ini berjalan melalui suatu proses yang sangat panjang. Dimulai dari satu kesadaran bersama oleh masyarakat Tliu itu sendiri.
Muhammadiyah, khususnya cabang Amanuban timur, berpikir dan bertindak mengatasi satu persoalan bersama yang dihadapi masyarakat, yaitu ketersediaan air yang mencukupi. Mengingat kondisi di Amanuban timur rawan ketersediaan sumber air.
Yamin menyebut, program mendapat dukungan banyak elemen. Ketua Adat, perangkat desa, melibatkan sinergi dan kolaborasi internal Muhammadiyah seperti perguruan tinggi. Sampai 2019 MPM Muhammadiyah bersama masyarakat menemukan sumber air.
Tapi, dikaji terlebih dulu kapasitas, dikaji terlebih dulu kebutuhan masyarakat, sampai akhirnya bisa diresmikan. Kerja dakwah Muhammadiyah ini disebut merupakan dakwah secara langsung bersentuhan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan bersama.
"Pemberdayan masyarakat yang dilakukan Muhammadiyah bukan semata-mata persoalan kemanusiaan, tapi berderap dan bergerak selalu membawa manfaat bagi bersama," kata Yamin dalam Doorstop Afiliasi yang digelar PP Muhammadiyah, Rabu (7/9/2022).
Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, Sofyan Anis, merupakan saksi sejarah kondisi Tliu pada 2017. Sofyan yang berkunjung dan melaksanakan pembangunan beberapa ruang kelas menyebut kalau keterbatasan air di Tliu sangat terasa.
Keterbatasan sumber daya air, kebutuhan untuk membangun masyarakat yang damai penuh toleransi dan ragam agama di Desa Tliu merupakan rahmat Allah SWT. Sofyan berjanji pada Muktamar 48 nanti mereka berkunjung lagi ke Tliu untuk survei.
Bukan hanya untuk menyempurnakan pembangunan air yang ada, tapi akan berusaha mengelola sumber daya air yang ada di sana. Sehingga, lanjut Sofyan, bukan hanya Desa Tliu, tapi desa-desa tetangga dari Tliu bisa menikmati air bersih tersebut.
"Dengan adanya air ini kita bisa memaksimalkan sumber daya alam yang ada di sana agar bisa menjadi potensi pengembangan potensi di masyarakat, sehingga Tliu bisa menjadi daerah Muhammadiyah yang berkemajuan," ujar Sofyan.
Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang, Zainur Wula menyebut, hasil yang diraih ini bisa tercapai maksimal bukan karena ikhtiar sendiri. Tapi, ada kontribusi kerja sama, termasuk dari berbagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia.
Di Tliu, Muhammadiyah bukan hanya telah membangun program air bersih, tapi telah membangun SD Muhammadiyah Tliu yang diresmikan 2019. PTM seperti UMY, UMS dan UHAMKA mendukung pembangunan sarana pendidikan yang berlanjut sampai saat kini.
"Kami berharap, kehadiran air memperkokoh persatuan, kesatuan dan kerukunan Tliu karena air tidak akan berhenti, tapi terus berlanjut dari generasi dan generasi, begitu pula pendidikan Tliu diusahakan mendirikan sekolah tingkat selanjutnya," kata Zainur.
Rektor UHAMKA, Gunawan Suryoputro mengapresiasi MPM PP Muhammadiyah dan PTM-PTM yang telah menggunakan berbagai usaha dan bekerja keras melakukan strategi. Serta, analisa tajam untuk memetakan permasalahan yang ada di Desa Tliu.
UHAMKA sejak kepemimpinan sebelumnya mendukung dakwah Muhammadiyah di Desa Tliu. Kontribusi yang saat ini diberikan senilai Rp 200 juta merupakan hal-hal yang seharusnya dan ke depannya UHAMKA akan terus memberi kontribusi bagi Desa Tliu.
"Tentu masalahnya pasti banyak dan tentu kita terus mengidentifikasi satu persatu kebutuhan utama yang diperlukan oleh masyarakat," ujar Gunawan.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Amanuban, Kodir menyebut, hadirnya air dan layanan pendidikan bukti nyata jamaah yang bekerja keras dan cerdas. Hadirnya air di Tliu bisa dimanfaatkan lebih luas karena bukan hanya digunakan di Tliu.
"Sudah ada tiga kampung yang mendapatkan manfaat, termasuk dimanfaatkan untuk tempat ibadah, sekolah dan pertanian," kata Kodir.
Kepala Desa Tliu, Thimotius Natonis, menyampaikan terima kasihnya atas kehadiran Muhammadiyah di Desa Tliu. Kehadiran air bersih yang diinisiasi Muhammadiyah ini membawa manfaat luas masyarakat Tliu yang dihuni warga Kristen, Islam dan Katolik.
"Bukan saya punya atau bapak ibu punya, kita berpegang bahasa kalau air bersama, Muhammadiyah bersama, pendidikan bersama, maka jalan Tliu adalah jalan bersama," ujar Thimotius.