REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Dua tahun sebelum jatuhnya Uni Soviet, pemimpinnya, Mikhail Gorbachev menerima surat yang tidak biasa dari pendiri Republik Iran Ruhollah Khomeini. Tokoh Iran itu mengajaknya untuk memeluk Islam melalui surat yang dikirimnya.
Dilansir dari Al Arabiya, Rabu (31/8/2022), pemimpin terakhir Uni Soviet Gorbachev meninggal di Moskow pada pada usia 91 tahun, Selasa lalu. Namun, jauh sebelum ia wafat ini, pada Januari 1989, saat rezim komunis Eropa menghembuskan nafas terakhirnya, Ruhollah Khomeini mengirim delegasi ke Moskow untuk menyerahkan surat kepada Gorbachev.
“Tuan Gorbachev, jelas bagi semua orang bahwa komunisme termasuk dalam museum sejarah politik dunia, karena Marxisme tidak memenuhi kebutuhan manusia yang sebenarnya,” tulis Khomeini.
Pemimpin tertinggi Iran itu memilih untuk mengirim surat itu karena, menurutnya, sejak menjabat Gorbachev telah memasuki sebuah fase revisionis dari sistem Soviet. “Tuan Gorbachev, Anda harus menghadapi kebenaran. Masalah utama negara Anda bukanlah masalah properti, ekonomi, dan kebebasan, tetapi kurangnya kepercayaan sejati kepada Tuhan. Masalah yang sama telah membawa atau akan membawa Barat ke dekadensi dan kebuntuan,” tulis Khomeini dalam suratnya.
Khomeini mengatakan komunisme tidak memiliki masa depan karena ide itu adalah aliran materialis, tidak mampu menyelamatkan manusia dari krisis ketidakpercayaan pada spiritualitas. Sebuah penderitaan paling mendasar dari masyarakat manusia di Barat dan Timur.
Solusinya, menurut pemimpin tertinggi yang meninggal lima bulan setelah surat tersebut dikirimkan, adalah Islam. “Saya mengajak kalian untuk serius mempelajari Islam. Nilai-nilai Islam yang tinggi dan universal dapat menjadi sumber kenyamanan dan keselamatan bagi semua bangsa dan menyelesaikan masalah mendasar umat manusia,” kata surat itu.
Pada Desember 1991, Gorbachev mengumumkan pengunduran dirinya dalam pidato yang disiarkan televisi. Tindakan yang dia ambil setelah negara-negara komunis di Eropa Timur runtuh satu demi satu.